Ya, beliau adalah menristek Kabinet IB II yang hanya sempat menjabat 2 tahun. Masih seputar reshuffle...baru sempat tertulis. Jelas cerita 'dicopotnya' beliau bukan karena prestasi, karena prestasi menristek selama beliau menjabat bagus, dan menurut saya bagus di sini tidak hanya berdasarkan penilaian pemerintah, tetap juga penilaian rakyat, misalnya saya sebagai mahasiswa.
Akhir 2010, suatu siang handphone saya bergetar dan menunjukkan sederet angka tak dikenal. Kalau bukan nomor telepon rumah ya kantor wilayah Jakarta. Hmm... ada apa lagi ya? Beberapa waktu sebelumnya saya memang dihubungi panitia sebuah kompetisi atau lebih tepatnya apresiasi bagi pemuda Indonesia yang punya kontribusi (plis jangan sebut prestasi) terhadap masyarakat. Saya pikir masih terkait hal tersebut. Saya agak malas sebenarnya. Bagi saya, publisistas tidak terlalu menyenangkan. Awal 2011 saya sempat menikmati publikasi nama dan karya saya di beberapa media sampai tingkat nasional, hanya sesaat nikmatnya, selebihnya, saya lebih suka jika inspirasi itu benar2 tersebar bukan tergantung siapa yang membawa, tetapi karena memang memudahkan dan bermanfaat. Hff...
Tapi toh saya angkat juga. Setelah salam, saya menangkap suara seorang bapa separuh baya. Dan ternyata.....................................WHATTTTT??? Menristek yang nelpon! Spontan saya antusias. Saya memang telah kenal nama beliau dan karakter yang low profile, tapi gak nyangka bakalan ditelpon. Adem-panas jugaaa.... Beliau menyampaikan dukungannya, karena memang kriteria nominasi saya sesuai dengan kriteria Ristek bidang Pendayagunaan Teknologi, ya apalagi kalau bukan tentang teknologi tepat guna! Haduh... merasa ece-ece banget.... gak segitunya maen teknologi kok. Tapi semangat juga sih (baca: semangat bangetttttt) gara2 ditelpon menristek T_T Mana ada coba menteri lan yang mau nelpon mahasiswa?
Awal 2011, berkesempatan bertemu langsung dan ngobrol lagi dengan beliau. Formal tetapi tetap nyaman. Beeberapa waktu sebelumnya saya sudah mendengar sebuah program strategis ristek, memberi banyak hibah kepada mahasiswa dan meminimalkan proyek untuk BUMN maupun swasta. WOW mahasiswa!! Alasannya? Karena mahasiswa gak korup, kalopun minta gaji gak ngeruk uang negara. Program dijalankan oleh orang2 yang masih idealis. Saya pun jadi korban lagi. Semua baru real di masa jabata Pak Suharna. What a strategic program! Pokoknya mahasiswa dipercaya deh dg hasil yg diharapkan. Sementara dg perusahaan? Hff... Money laundrynya... Na'udzubillah.
Bapak, segitu strategisnya program bapak dan idealisnya kinerja bapak mengabdi untuk rakyat dan negara Indonesia. Apa boleh dikata. Sungguh bukan program yang lebih saya khawatirkan, melainkan teladan. Semoga keteladanan beliau selalu dilanjutkan, khususnya di kementerian, meskipun sosok menginspirasi itu tidak memegang jabatan lagi di sana.
asikkan ketemu pak menristek.
BalasHapus:D