Saat ini aku ingin bicara, tentang orang tua2 kita, tentang kita, dan tentang anak2 kita. Aku ingin bercerita tentang sebuah kisah sedih yang mungkin tidak membuatmu menangis. Tahukah kau berapa banyak orang tua yang didurhakai anaknya? Atau tahukah kau bagaimana rasanya? Ah entahlah, aku sendirir belum tau kapan akan benar2 menjadi orang tua, tp aku tau, saat ini aku pun sudah bertugas menimang peradaban. Dan aku pun seorang anak, yang tentu tidak sepenuhnya mengerti tentang orang tuaku sebelum aku menjadi seperti mereka. Tapi memang ironis bukan melihat anak durhaka pada orang tuanya?
Seorang anak seperti sinar matahari bukan? Tapi bagaimana jika ketika ia tumbuh besar tiba2 tumbuh pula potensi kenakalannya. Entah nasehat apapun tak dipedulikannya. Ayat2 Al-Qur'an? Apalagi.... Orang tua jengkel alang-kepalang, Namun sampai pada titik tertentu, orang tua normalnya belajar, dan bermuhasabah. Mungkin, bukan soal perhatian dan kasih sayang kurang mereka berikan, karena banyak anak yatim piatu tumbuh sebaik seharusnya, tapi mungkin, anak2 mereka pernah makan uang riba. Mungkin, di dalam darah mereka mengalir sumber haram. Atau mungkin, orang tua memang terlambat memerhatikan aspek ruhiyah anak2nya. Tak jarang aku mendengar seorang ibu berkata, "Nanti anak yang ini mau saya masukkan pesantren saja, biar nggak kayak masnya."
Jadi anak sholih memang nggak harus masuk pesantren, dan masuk pesantren belum tentu sholih. Tapi orang tua mana yg nggak pengen punya anak sholih? Bagus memang bisa belajar dari pengalaman, tapi soal pengalaman yg nggak menyenangkan, nggak perlu dialami sendiri kan? Cukup belajar dari orang lain. Jadi mari pelajari anak2, semoga tidak terlambat kita memerhatikan segala keperluannya, termasuk kebutuhan ruhiyahnya. Nanti, aku mau jadi pengasuh anak2ku sampai mereka berumur 7 tahun. Sampai saat itu mereka akan belajar tentang akhlak, dan belajar bersosialisasi di tempat2 resmi. Nanti setelahnya, ayo cari pesantren tahfidz yg diakui setara SD, atau kalau terpaksa belum nemu yg akreditasinya memenuhi syarat, bikin program sekolah & nyantri saja, yg penting si anak enjoy. Semoga, kita nggak terlambat memperkenalkan Al-Qur'an pada anak2. Semoga kasus ibu di atas nggak semakin banyak, dan semoga...kitapun termasuk anak2 sholih bagi orang tua kita......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar