Dear blog,
Entah akhir2 ini memang sisi manusiawiku kelewat sering muncul
Atau memang integritasku mulai berkurang
Aku menyadari setidaknya ada 1 hal yang benar2 menyesakkan hati
Tak peduli seberapa tinggi kredibilitas kita
Tak peduli tak ada sejarah bahwa kita pernah mencederai amanah
Tak peduli seberapa tingginya standard kerja yang kita tetapkan
Tetap saja kita manusia dengan berbagai keterbatasannya
Pengennya jadi orang yg gampang nangis
Kalo jadi orang itu
Kayaknya sekarang aku udah nangis heboh
Tapi toh buatku, nangis itu susah...
Bagiku gagal dalam pencapaian pribadi itu wajar
bukan hal besar
Sederhana, aku bisa melewati semuanya dengan senyum tetap mengembang
Tapi ini tidak sederhana
Betapapun aku berusaha untuk terus optimal dalam setiap amanah
Toh pada akhirnya tidak semua terselesaikan dengan sempurna
Khususnya untuk amanah yang satu ini
Amanah yang tidak ada dalam koridor struktur apapun
Amanah yang hanya didasarkan pada sebuah akad dari dua orang manusia yang ingin memberi sesuatu untuk sesama
Tak sekalipun aku pernah berpikir untuk menganggap ini hal sederhana
atau menomorsekiankan setelah yang lainnya
Tapi bukankah, memang ada prioritas yang harus diatur?
Dan insya Allah, berdasar kepada kaidah fiqih prioritas aku mengaturnya
Aku buat targetannya, rencana strategisnya, breakdown planningnya...
Semuanya...
Tapi ternyata aku perlu kesempatan kedua
Aku yakin, gagal pada percobaan pertama adalah hal yang wajar
Tapi kali ini benar2 menyesakkan
Apa aku harus berkata lantang pada seluruh dunia
tentang apa saja yang kukerjakan sebenarnya?
Apa mereka perlu tau baru mau percaya?
Oh itu gila!
Yang benar saja!
Apa mereka bisa mengerti kalo semua yang kukerjakan bukan untuk kesia2an?
Apa mereka bisa mamahami bahwa untuk sekadar tidur saja perlu alasan?
Oh, aku tak peduli mereka mau mengerti atau tidak
Jujur, kadang ingin berkata, "Aku lelah."
Tapi aku menampik keinginan bodoh itu...
"Aku masih punya banyak cadangan energi, aku masih kuat!"
Itu yang selalu kukatakan pada diri sendiri
Kini biarkan aku bertanya pada dunia,
"Tak bolehkan aku salah sedikit saja?"
"Tak bolehkah aku sesekali gagal?"
"Apa ini yang kau harap dariku? Sebuah kesempurnaan?"
"Kau tau kau tak akan mendapatkannya, lalu kenapa kau memaksa?"
"Tolong, untuk sekali ini saja, mengertilah, mengertilah...
Bahwa sungguh amanah ini bukan perkara mudah..."
*jangan biarkan beban ini meringankan langkah2ku...langkah kaki ini masih terlalu kecil2...ia ingin berlari kencang,tapi segala yang tertumpu di pundak,tergendong di punggung,dan terserakdi kaki menghalangi kecepatan ini,sungguh aku tak mau mengeluh,tapi biarlah...biarlah hanya di atas sajadah dan dalam tulisan ini aku ceritakan segala kesal dan gelisah,sakit dan duka...biar kubagi rata agar mampu kembali berdiri kemudian berlari lagi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar