Selasa, 15 Mei 2012

Kalah Sama Semut?

Suatu siang, ketika berjalan di kampus, ada sesuatu yang menarik perhatian. Ada dua mahasiswa berjalan di belakang saya sambil ngobrol. Salah satu di antara mereka mengeluh kecapean bawa tanaman hasil panen, sementara yang satu lagi bilang, "Jangan dikit2 ngeluh, tau nggak lo semut aja bisa ngangkat beban sebesar 48-50 kali beratnya? Tuh masa' kalah smaa semut?" Trus yang satu lagi nyaut, "Emang lo pernah liat apa ada orang bisa ngangkat beban sebesar 50 kali berat badannya?"

Interesting, pikir saya. Kebayang nggak 1 orang ngangkat beban setara 50 kali berat badannya? Kawaiiii... Mau nggak mau pembicaraan mereka membuat saya teringat tentang daya pikul, atau quwwatu tahammul. Lalu saya pikir, memang dimensi manusia pasti beda dengan semut. Begini, semut mengangkat beban sampai 50 kali berat tubuhnya itu, kira2 karena memang beban yang harus diangkutnya hanya punya dimensi fisik saja. Nah manusia, tentu nggak cuma ngangkat beban yang sifatnya fisik, tapi juga beban2 lain yang didistribusikan pada ruh dan fikirnya. Dan ini semua membuat manusia mempunyai aset yang disebut kapasitas.

Good news, nggak ada yang membantah kalau dinyatakan bahwa kapasitas ini bisa diupgrade. Itulah salah satu kelebihan ciptaan Allah yang disebut manusia ini. Hebatnya lagi, dengan beban yang didistribusikan dalam berbagai dimensi itu, manusia jadi bisa mengangkat beban fisik sampai ratusan kali beban tubuhnya. Misalnya, manusia mampu menginvensi alat bantu untuk mengangkat, apapun itu bentuknya, termasuk truck dan kontainer. Hehe... ini cuma pikiran iseng saya aja sih, tapi menarik.

Ujung2nya, saya jadi nanya, sebenarnya sudah seberapa besar potensi kapasitas diri yang sudah saya manfaatkan? Hufft... masa' masih kalah sama semut? Masa' masih mau ikutan ngeluh? 
Yatta! Karena udah punya banyak dimensi gini, harus bisa manfaatin dong. So, let's just move on! :)

Rabu, 09 Mei 2012

Naik Gunung

Ooooo...for once in a lifetime, i really..really..really..wanna climb a mount!

Gede Pangrango please...kayak apa sih Mandalawangi tuh? *kemakan Gie

Hmm..dulu aku hampir ngedaki Puncak lawu, tapi apa daya ijin gak didapet. Aku juga pengen ke 3S di Jateng, meskipun agak ngeri juga sih denger pamornya. Pengen ke Bromo...tapi more than those all...pengen bangeeettt ke Mahameru n Rinjani...can  i? kalo carstensz pyramid mah...hmmm...

Anw, mendaki gunung tu kayak belajar ya. kalo sampe di puncak (pemahaman), kita bisa lebih ngerti indahnya (alam semesta n ilmu pengetahuan)

transisi

All i feel now is about transition. From student (being a univ student was truly an honour to me) to "ordinary" citizen, from a childish girl to a (little bit) mature woman, from west Java to East Java. Semuanya tentang transisi, perubahan status mahasiswa jadi umum, dari dapat kiriman jadi cari sendiri hehehe... tapi yang paling kerasa adalah perubahan tarbawi. Ternyata transisi ini menimbulkan pergeseran peran yg sangat signifikan, dari kampus ke desa... Subhanallah...

Kuatkan..kuatkan..kuatkan Ya Rabb...

Dan suatu ketika, saat kau tenggelam memikirkan banyak hal, menyusun langkah menapaki dunia barumu, tia2 sms seseorang menyapamu, "Dek apa kabar? Ada yg bisa mbak bantu?"

Saat itu kau merasa semua urusanmu beres, padahal sebenarnya tidak terjadi apa2, kau masih harus menyelesaikan segalanya, tapi kau merasa sangat terbantu. Lebih dari itu, kau merasa...dicintai. Ya, saat kau hanya butuh ekstra time, kau mendapat lebih: kasih sayang, ketulusan, cinta saudaramu, etc...

Lalu saat itu juga kau mengerti, bahwa di bawah belahan langit bagian sana, ada orang yang punya tujuan sama denganmu, dengan langkah berbeda, cara yang beda, tapi cita2nya sama denganmu. bahkan mungkin, mereka berjuang jauh lebih keras, lebih sungguh2, dengan pengrbanan yang pasti jauh lebih besar dibandingkan yg kau beri. Bukan cuma infak uang, waktu, tenaga, pikiran, seluruh diri dan keluarga mereka pun telah diwakafkan. Demi indahnya balasan yang lebih tak ternilai besarnya. Lalu bagaimana denganmu?

*Terima kasih untuk cinta, ketulusan, dan pengorbanan guru2ku
dedicated to: murobbiyah2ku

alif kecil

Sekali lagi.. inget para alif kecil itu. Anak2 kampung cinangneng yang biasa jualan donat & gorengan di kampus. Sekaran nggak ada mereka lagi, tapi akhir2 ini ada anak2 Badoneng melakukan hal serupa.
My head's a little fulfilled with anything that i merely think about myself, and they've opened my eyes (again). There's so many things to do. Wake up soon if u really wanna be thankful of everything u've got. Hff...still thinkig of them.

-tbc-

Senin, 07 Mei 2012

jalan...

Sore hari, udara dingin, di bawah sinar lampu jalanan kota.
Trotoar di sana lebih ramai dibandingkan jalan rayanya. Ya, karena lebih banyak pejalan kaki dan pengendara sepeda dibandingkan kendaraan bermotor. Jalanan di perumahannya juga menenangkan. Bantaran sungai, jangan tanya, bersih, sejuk, harum udaranya, jernih airnya...
Everyone walks here... But personally, i think there's something different. Ada kesan yang unik saya rasakan dari jalanannya, sejuk, tenang. Entah mengapa damai sekali rasanya. Ada sebuah perasaa penuh nilai dan hikmah. mungkin kata yang mewakilinya bernama betah. Ternyata saya bahagia pernah berjalan di kota ini. Terima kasih Kyoto