Minggu, 13 Februari 2011

Saya

Saya ini cengeng. Saya selalu nangis tiap berceria tentang diri saya sendiri. Tidak perlu ditambah pertanyaan yang lan-lain, karena hanya akan membuat saya makin cengeng.


Tau kenapa?

Karena sebenarnya diri saya merupakan akumulasi dari berbagai keterbatasan dan ketidakmampuan, hanya dioles dengan sedikit senyum dan semangat, disalut dengan keikhlasan meski kadang berat, dibumbui dengan sabar meski kadang masih kurang sabar, ditambah toping keteguhan meski sering merasa lemah, ketegaran meskipun rapuh.

Hanya begitulah, begitu saja... Banyak kurangnya. Di sini kurang, di sana apalagi, di situ masih jauh... Mungkin kemampuan adaaptif terbesar saya hanyalah syukur...

Gak tau ini dan gak ngerti itu... Biar saya berproses dan belajar dulu, meski jenuh, meski butuh banyak waktu, meski jemu menahan seluruh sendi yang lelah tersedu dan badan menggigil tergugu...

Jumat, 04 Februari 2011

To the People of Egypt

Under a different hemisphere we stand,
yet our skins are burned by the heat of the same sun.

Thousands miles stretch of land separate our physical existence
but our spirit and souls are fused through time and space

We may not share the same flag nor language,
but we do understand:
The evil that a tyranny may bring.

and we do shared the same stories:
About struggle, resistance and the courage for  change.

Within our chests, resides the ideals of the noblest sons of men:
of freedom with respect
of solidarity with devotion
of peace with dignity
That will only flourish on the ground of faith

In every burning molotov, our hope sparks for you people
In every stone thrown, our wishes fly to you: Egyptian
And may every drop of blood sheds grant our prayers for you: brothers and sisters

Tomorrow,  when the sun rises and greets the walls of pyramids in Giza
And when the Mediterranean wind blows the peninsula of Alexandria
May they bring the message of victory blaring from Cairo
Swept across the north coast of Al-Maghribi
Restoring the balance throughout the dunes and hills of Middle East

Changing the face of the earth into a brave new world we're all longing for
That was once again just and bold.

By  :  Iben Yuzenho

Kamis, 03 Februari 2011

Next Tausiyah

Bersabar dan ikhlaslah dalam setiap langkah perbuatan
Terus-meneruslah berbuat baik, ketika di kampung dan di rantau
Jauhilah perbuatan buruk, dan ketahuilah pelakunya pasti diganjar, di perut bumi dan di atas bumi
Bersabarlah menyongsong musibah yang terjadi dalam waktu yang mengalir
Sungguh di dalam sabar ada pintu sukses dan impian kan tercapai
Jangan cari kemuliaan di kampung kelahiranmu
Sungguh kemuliaan itu ada dalam perantauan di usia muda
Singsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguhlah menggapai impian
Karena kemuliaan tak akan bisa diraih dengan kemalasan
Jangan bersilat kata dengan orang yang tak mengerti apa yang kau katakan
Karena debat kusir adalah pangkal keburukan

Lan tarji' ayyamulati madhat. Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

Rabu, 02 Februari 2011

Man Shabara Zhafira

(Dikutip dari novel Ranah 3 Warna)

Pidato Kiai Rais:
"Hari ini sudah kami anggap cukup pendidikan dan latihan yang kami berikan pada kalian semua. Apapun kelebihan dan keterbatasanmu, jadilah orang yang berguna untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu, sebanyak mungkin dan seluas mungkin.
Anak-anakku... Dalam menjalani hidup, Ananda pasti menghadapi banyak problematika kehidupan yang kadang-kadang terasa sangatlah berat. Namun, Ananda janganlah sampai putus asa karena putus asa adalah penyakit yang menggagalkan perjuangan, harapan, dan cita-cita. Problem tidak akan selesai hanya dengan diusahakan, tetapi harus dipikirkan dan selalu dekat kepada Allah serta selalu mohon hidayah dan taufikNya.
Maka bertaubatlah, berpikirlah, bekerjalah semaksimal mungkin, menuju kesempurnaan manusiawi yang lebih bertakwa. Aamin yaa robbal 'aalamin."

man jadda wajada                 : siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses
man shabara zhafira               : siapa yang bersabar akan beruntung
man sara ala darbi washala    : siapa yang berjalan di jalanNya akan sampai ke tujuan

Tuhan akan menerangi jalan orang yang sabar...

Perjuangan tidak hanya butuh kerja keras, tapi juga kesabaran dan keikhlasan untuk mendapat tujuan yang diimpikan.
Yaa Allah... Jadikanlah kami orang-orang yang sabar lagi beruntung.  Aamin...

Cerita tentang Aku, Kamu, dan Maple

Aku benci hening
Hening yang menikam
Aku benci dingin
Dingin yang perih menusuk
Aku benci sunyi
Sunyi yang menyayat

Dan beragam cerita bergulir di tengah bergugurannya daun-daun maple
Hey... Ini negara tropis girl!
Ya, tapi memang di belahan lain di bumi kita ini... daun-daun maple sedang berguguran ketika cerita kita beranjak, dari satu setting ke setting yang lainnya, dengan alur yang apa adanya. Sederhana, tetapi lincah, dinamis, manis, memikat...

Dan maple-maple itu tetap di sana, dalam kisah yang membersama kita mengejar mimpi, bergandeng mesra dengan energi kesabaran.
Ah, hidup mengajarkan begitu banyak alasan untuk menyerah. Tapi yang kita sadar adalah, bahwa ketika sedang berada dalam titik terbawah, yang ada hanyalah ruang untuk naik ke atas.
Cinta... Pandanglah tegak pada dunia.

Tausiyah of The Day

Berjalanlah dengan penuh harapan walau hidup ini tak selalu bahagia, sedekahkanlah satu senyuman walau dihatimu tak lagi mampu bertahan, belajarlah memaafkan walau dirimu terluka, berhentilah memberi alasan walau ingin menyatakan kebenaran, hiduplah dalam iman walau hari dipenuhi dugaan dan berpeganglah kepada Allah walau Dia tak kelihatan…Bukti kasihNya, kita wujud di dunia pinjaman ini. Ada sebab bila berlaku sesuatu perkara dan yakinlah Tuhan menguji setiap hambaNya yang mengakui keimanan kepadaNya. Jangan terlalu banyak berkhayal untuk jadi yang terbaik kerana hidup tak semudah itu, perihal kehidupan sebagai cermin dalam menilai sebuah pengabdian yang hakiki lagi abadi…

Ilmuwan Islam Peletak Dasar Kimia Modern

Tak salah bila dunia mendapuknya sebagai bapak kimia modern. Ahli kimia Muslim terkemuka di era kekhalifahan yang dikenal di dunia Barat dengan pang gilan Geber itu memang sangat fenomenal. Betapa tidak, 10 abad sebelum ahli kimia Barat bernama John Dalton (1766-1844) mencetuskan teori molekul kimia, Jabir Ibnu Hayyan (721M - 815 M) telah menemukannya di abad ke-8 M.

Hebatnya lagi, penemuan dan eksperimennya yang telah berumur 13 abad itu ternyata hingga kini masih tetap dijadikan rujukan. Dedikasinya dalam pengembangan ilmu kimia sungguh tak ternilai harganya. Tak heran, jika ilmuwan yang juga ahli farmasi itu dinobatkan sebagai renaissance man (manusia yang mencerahkan).

Tanpa kontribusinya, boleh jadi ilmu kimia tak berkembang pesat seperti saat ini. Ilmu pengetahuan modern sungguh telah berutang budi kepada Jabir yang dikenal sebagai seorang sufi itu. Jabir telah menorehkan sederet karyanya dalam 200 kitab. Sebanyak 80 kitab yang ditulisnya itu mengkaji dan mengupas seluk-beluk ilmu kimia. Sebuah pencapaian yang terbilang amat prestisius.

Itulah sebabnya, ahli sejarah Barat, Philip K Hitti dalam History of the Arabs berujar, ‘’Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, bangsa Arab juga memberikan sumbangan yang begitu besar di bidang kimia.’‘ Penyataan Hitti itu merupakan sebuah pengakuan Barat terhadap pencapaian yang telah ditorehkan umat Islam di era keemasan.

Sejatinya, ilmuwan kebanggaan umat Islam itu bernama lengkap Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan. Asal-usul kesukuan Jabir memang tak terungkap secara jelas. Satu versi menyebutkan, Jabir adalah seorang Arab. Namun, versi lain menyebutkan ahli kimia kesohor itu adalah orang Persia. Kebanyakan literatur menulis bahwa Jabir terlahir di Tus, Khurasan, Iran pada 721 M.

Saat terlahir, wilayah Iran berada dalam kekuasaan Dinasti Umayyah. Sang ayah bernama Hayyan Al-Azdi, seorang ahli farmasi berasal dari suku Arab Azd. Pada era kekuasaan Daulah Umayyah, sang ayah hijrah dari Yaman ke Kufah, salah satu kota pusat gerakan Syiah di Irak. Sang ayah merupakan pendukung Abbasiyah yang turut serta menggulingkan Dinasti Umayyah.

Ketika melakukan pemberontakan, Hayyan tertangkap di Khurasan dan dihukum mati. Sepeninggal sang ayah, Jabir dan keluarganya kembali ke Yaman. Jabir kecil pun mulai mempelajari Alquran, matematika, serta ilmu lainnya dari seorang ilmuwan bernama Harbi Al-Himyari.

Setelah Abbasiyah menggulingkan kekuasaan Umayyah, Jabir memutuskan untuk kembali ke Kufah. Di kota Syiah itulah, Jabir belajar dan merintis karier. Ketertarikannya pada bidang kimia, boleh jadi lantaran profesi sang ayah sebagai peracik obat. Jabir pun memutuskan untuk terjun di bidang kimia.

Jabir yang tumbuh besar di pusat peradaban Islam klasik itu menimba ilmu dari seorang imam termasyhur bernama Imam Ja’far Shadiq. Selain itu, ia juga sempat belajar dari Pangeran Khalin Ibnu Yazid. Jabir memulai kariernya di bidang kedokteran setelah berguru pada Barmaki Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah berada dibawah kepemimpinan Harun Ar-Rasyid.

Sejak saat itulah, Jabir bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Salah satu ciri khasnya, ia mendasari eksperimen-eksperimen yang dilakukannya secara kuantitatif. Selain itu, instrumen yang digunakan dibuat sendiri, menggunakan bahan berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. ‘’Saya pertama kali mengetahuinya dengan melalui tangan dan otak saya, dan saya menelitinya hingga sebenar
mungkin, dan saya mencari kesalahan yang mungkin masih terpendam.’‘ Kalimat itu kerap dituliskan Jabir saat mengakhiri uraian suatu eksperimen yang telah dilakukannya.

Setelah sempat berkarier di Damas - kus, Jabir pun dikabarkan kembali ke Kufah. Dua abad pasca-berpulangnya Jabir, dalam sebuah penggalian jalan telah ditemukan bekas laboratorium tempat sang ilmuwan berkarya. Dari tempat itu ditemukan peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona serta sebatang emas yang cukup berat.

Begitu banyak sumbangan yang telah dihasilkan Jabir bagi pengembangan kimia. Berkat jasa Jabir-lah, ilmu pengetahuan modern bisa mengenal asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi, dan tehnik kristalisasi. Jabir pulalah yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.

Keberhasilan penting lainnya yang dicapai Jabir adalah kemampuannya mengaplikasi kan pengetahuan mengenai kimia ke dalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Ter nyata, Jabir jugalah yang kali pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.

Adalah Jabir pula yang pertama kali mencatat tentang pemanasan anggur akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.

Selain itu, Jabir pun berhasil menyempurnakan proses dasar sublimasi, peng uapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Apa yang dihasilkannya itu merupakan teknikteknik kimia modern.

Tak heran, bila sosok dan pemikiran Jabir begitu berpengaruh bagi para ahli kimia Muslim lainnya seperti Al-Razi (9 M), Tughrai (12 M) dan Al-Iraqi (13 M). Tak cuma itu, buku-buku yang ditulisnya juga begitu besar pengaruhnya terhadap pengembangan ilmu kimia di Eropa. Jabir tutup usia pada tahun 815 M di Kufah. 

Memang Seperti Itulah...

Memang seperti itu dakwah.
Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.

Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.


Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(alm. Ust Rahmat Abdullah)


Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah. : In memoriam Ust. Rahmat Abdullah La’allanaa fii barokatillah…. Ya Alloh, karuniakanlah kami panasnya iman yang mampu membakar ruh HAMASAH untuk terus bermujahadah dengan penuh kesabaran….aamiin.

Mari bersama saling mendoakan agar senantiasa istiqomah dalam berdakwah, sekecil apapun kontribusi kita, di manapun kita berada..


Teringat cerita tentang singa dan kijang,
"Setiap pagi seekor kijang terbangun. Saat terbangun ia inget untuk terus berlari kencang, sebab jika tidak berlari kencang, ia akan jadi kijang paling lambat. Dan kijang yang paling lambat akan jadi sarapan singa. Begitu pula dengan singa, setelah terbangun ia harus terus berlari kencang untuk mendapatkan kijang yang paling lambat. Sebab jika tidak, ia tak akan sarapan."

"Terlepas apapun kita, singa atau kijang, harus siap terus berlari... Karena jika tidak, kita akan mati, karena mati kelaparan, atau mati karena diterkam"

Selasa, 01 Februari 2011

Siapa ya?

Aku ingin menulis tentangnya dan membagi ceritanya pada dunia
Tapi sejujurnya, aku tak benar-benar mengenalnya
Siapakah dirinya? Orang yang kukenal beberapa jam saja?

Hmm... Keren deh kayaknya, kalo orang baru liat kita aja udah terinspirasi, kayak pas liat orang di atas, apalagi kalo sempet denger beliau ngomong ataupun menyampaikan pemikiran yang....inspiratif! Hmm... Efek pencitraan tu luar biasa ya?

Dan Inilah Shinkansen Kami....

Suatu malam selepas Maghrib di angkot Ciawi, dalam perjalanan dari kampus menuju PPMKP Deptan di Ciawi, menjelang pengupayaan pencapaian kolektif secara nasional dalam lokakarya ke-VI MITI Mahasiswa:

Suci: "Mbak, besok kita mau ngapain sih?"
Me (mikir... hm... gak boleh menjelaskan dengan cara biasa, harus ada sedikit "efek" dramatis nih!):
"Mm.. Gini Ci, kamu tau kereta Shinkansen kan?"
Suci: "He-eh"
Me: "Nah, ada shinkansen, ada juga kereta ekonomi. Trus ada lagi tuh, kereta kelas bisnis sama eksekutif..."
Suci: @_@
Me: Hehehe... Kenapa mukamu gitu? Itu cuma analogi. Makd=sudku, kondisikampus-kampus di Indonesia ya kayak kereta-kereta itu, ada yang kelas Shinkansen, tapimasih ada juga yang kelas ekonomi. Perkembangan lembaga keilmiahannya juga kayak gitu. Yang punya design sama mesin kayak Shinkansen pastinya akan nyampe lebih dulu. Kalo yang ekonomi... kondisi mesinnya wallahu'alam, kalo ada kereta kelas bisnis atau eksekutif mau lewat jalur yang sama kayak dia, pasti dia harus berhenti dulu, nunggu kereta yang kelasnya lebih tinggi lewat, makanya dia nyampe belakangan terus... Nah buat memediasi kondisi ini, para pemillik, masinis, sama teknisi kereta-kereta itu ngumpul, siapa tau ada mekanisme manajemen, atau hal-hal teknik terkait Shinkansen yang bisa dipelajari atau diadaptasi sama kereta ekonomi ini"
(dalam hati saya nambahin, "Jelas gak mungkin diadopsi begitu saja, apalagi dalam waktu singkat... Memang selayaknya targetan kerja jamaah dicapai secara bertahap ^^)
Suci: Hmm... I see. briefing awal yang bagus mbak ^^

Sungguh, pada waktu mengatakan analogi ini, semuanya keluar begitu saja, gak pake kelamaan mikir atau 'eee...' kepanjangan. Tapi sungguh, tak disangka, kamilah yang dianggap sebagai Shinkansen itu di lingup nasional. Dan kini kami pulang, kembali merambah kampus, menjalankan lokomotif Shinkansen itu.
Karena Shinkansen pun perlu selalu dirawat dengan perawatan yang lebih rumit dari kereta biasa... agar performa mesin dan elemen lain di dalamnya tetap optimal. Bismillah. Tiada daya dan upaya selain dari-Mu.
Selanjutnya, tugas kami adalah mengembangkan kereta-kereta yang lain, agar secara bertahap, entah sampai kapan, bisa menjadi seperti Shinkansen yang sekarang.