Jumat, 28 Oktober 2011

Kenangan Bersama Pak Suharna

Ya, beliau adalah menristek Kabinet IB II yang hanya sempat menjabat 2 tahun. Masih seputar reshuffle...baru sempat tertulis. Jelas cerita 'dicopotnya' beliau bukan karena prestasi, karena prestasi menristek selama beliau menjabat bagus, dan menurut saya bagus di sini tidak hanya berdasarkan penilaian pemerintah, tetap juga penilaian rakyat, misalnya saya sebagai mahasiswa.

Akhir 2010, suatu siang handphone saya bergetar dan menunjukkan sederet angka tak dikenal. Kalau bukan nomor telepon rumah ya kantor wilayah Jakarta. Hmm... ada apa lagi ya? Beberapa waktu sebelumnya saya memang dihubungi panitia sebuah kompetisi atau lebih tepatnya apresiasi bagi pemuda Indonesia yang punya kontribusi (plis jangan sebut prestasi) terhadap masyarakat. Saya pikir masih terkait hal tersebut. Saya agak malas sebenarnya. Bagi saya, publisistas tidak terlalu menyenangkan. Awal 2011 saya sempat menikmati publikasi nama dan karya saya di beberapa media sampai tingkat nasional, hanya sesaat nikmatnya, selebihnya, saya lebih suka jika inspirasi itu benar2 tersebar bukan tergantung siapa yang membawa, tetapi karena memang memudahkan dan bermanfaat. Hff...

Tapi toh saya angkat juga. Setelah salam, saya menangkap suara seorang bapa separuh baya. Dan ternyata.....................................WHATTTTT??? Menristek yang nelpon! Spontan saya antusias. Saya memang telah kenal nama beliau dan karakter yang low profile, tapi gak nyangka bakalan ditelpon. Adem-panas jugaaa.... Beliau menyampaikan dukungannya, karena memang kriteria nominasi saya sesuai dengan kriteria Ristek bidang Pendayagunaan Teknologi, ya apalagi kalau bukan tentang teknologi tepat guna! Haduh... merasa ece-ece banget.... gak segitunya maen teknologi kok. Tapi semangat juga sih (baca: semangat bangetttttt) gara2 ditelpon menristek T_T Mana ada coba menteri lan yang mau nelpon mahasiswa?

Awal 2011, berkesempatan bertemu langsung dan ngobrol lagi dengan beliau. Formal tetapi tetap nyaman. Beeberapa waktu sebelumnya saya sudah mendengar sebuah program strategis ristek, memberi banyak hibah kepada mahasiswa dan meminimalkan proyek untuk BUMN maupun swasta. WOW mahasiswa!! Alasannya? Karena mahasiswa gak korup, kalopun minta gaji gak ngeruk uang negara. Program dijalankan oleh orang2 yang masih idealis. Saya pun jadi korban lagi. Semua baru real di masa jabata Pak Suharna. What a strategic program! Pokoknya mahasiswa dipercaya deh dg hasil yg diharapkan. Sementara dg perusahaan? Hff... Money laundrynya... Na'udzubillah.

Bapak, segitu strategisnya program bapak dan idealisnya kinerja bapak mengabdi untuk rakyat dan negara Indonesia. Apa boleh dikata. Sungguh bukan program yang lebih saya khawatirkan, melainkan teladan. Semoga keteladanan beliau selalu dilanjutkan, khususnya di kementerian, meskipun sosok menginspirasi itu tidak memegang jabatan lagi di sana.

Jumat, 30 September 2011

belajar menerima

Belajar... Mulai dari menerima. Menerima bahwa tidak semua yang kita terima adalah hal baik yang menyenangkan. Dan belajar bersabar atasnya. Dan sabarmu akan bernilai pahala. Atau melebihkan sabarmu, mengkonversi seebagiannya menjadi ledakan amal sholih. Maka jadilah semakin berpahala.

Sabtu, 30 Juli 2011

my touchy moment

i close the other way right now
keep your eyes focus
if u look back
u'll see me
and
i'll say
cipi
keep move on
just imagine
u are there
show me the best u can
prepare all the things
the best ever
its my special request
because
u are so special
 

Senin, 20 Juni 2011

Mencari Hikmah

'Allah yang punya hikmah di balik semua peristiwa yang Dia gariskan untuk makhluknya. Karena kita manusia yang punya banyak keterbatasan, seringkali kita nggak bisa secara langsung melihat hikmah itu, makanya kita harus mencarinya."
(nasehat pagi dari kakak, guru, sahabatku...)

Senin, 13 Juni 2011

Michi-To You All-Naruto

Just as usual,
when i turn around that corner,
I merge into the sea of people
and melt away into nothing.

I lose myself completely,
and can find no words to say.
Yet, one thing, your voice
still remains, still remains.

Everything about you, your smile, your anger...
keeps me walking forward.
If i just look up, where the clouds start to break...
I think you know what i mean.
I think you know what i mean.
 
Having lived ambiguosly
My heart is immature, but...
That’s okay, look! Outside
An important person awaits.
 
If you lost your way
I would probably become your guide
 
I had a way to make sure
You’d have to trust yourself from now o
Don’t be afraid
 
Light is set free and collects in the sky
You can grasp the situation
And the path I walk
It’ll probably shine more
 
Anywhere

Selasa, 24 Mei 2011

Ada cinta di rumah kami...

#sekali2 nulis oot

"Ma, kenapa mama mau nikah sama ayah?"
Percaya gak sih seorang Cipi nanyain itu ke mama? Percaya aja deh ya... Toh kadang saya merasa gak banyak tau dan masih perlu banyak tau tentang orang tua saya.

Kenapa saya nanya gitu? Gak tau deh ya... Sejenak terpikir waktu kecil dulu. Kata orang, jaman susah... Tapi mungkin masa itu tidak akan terlalu banyak diceritakan dalam notes ini.

Well, kembali ke cerita orang tua saya. Kakek dari mama saya adalah seorang pegawai swasta tidak tetap dan nenek ibu saya seorang pedagang kecil. Mama hidup sangat sederhana bahkan bisa dibilang kekurangan, apalagi jadi anak ke-5 dari 11 bersaudara... Mungkin saking kekurangannya sampai-sampai kakek-nenek saya berpikir tidak sanggup merawat semua anak mereka. Pada saat bersamaan, kakak perempuan dari nenek saya, yang kebetulan adalah peternak dan pedagang daging sapi terbesar di daerah kami (hidup tidak bersuami dan punya harta melimpah) ingin merawat salah satu anak dari nenek saya. Dan...entah kenapa beliau memilih mama saya sebagai anak angkatnya (meskipun status aslinya keponakan). Akibat dari hal ini, mama tumbuh menjadi gadis remaja yang tidak kekurangan apapun. Cantik, cerdas, lembut, terampil dan yang pasti, tidak kekurangan kebutuhan apapun. Mama seperti tuan putri yang bisa mendapatkan apapun yang tidak bisa didapatkan gadis-gadis lain di daerah kami, bahkan kalau mau, pesta ulang tahun paling meriah di sana pun bisa diselenggarakan nenek angkat saya kalau mama minta.

Sementara itu, ayah adalah anak seorang tuan tanah yang bertemperamen keras dan hampir-hampir tidak mau meninggalkan harta apapun untuk anak-anaknya sepeninggal beliau. Saya tidak pernah bertemu kakek saya yang ini, beliau meninggal sebelum saya lahir. Ayah saya adalah anak kesepuluh dari 10 bersaudara, alias anak terakhir. Saat ayah mulai remaja, kakek bangkrut dan benar-benar tidak meninggalkan apapun kecuali sebuah rumah yang (alhamdulillah) bisa dibilang cukup luas. Rumah itupun diurus oleh istri kakek, nenek saya. Ayah mendapat didikan hidup yang keras dari kakek, tentang kerja keras tentunya. Itulah sebabnya kadang ayah saya bisa bersikap keras juga, meskipun sebenarnya hati beliau sangat lembut. Konon sejak kecil satu-satunya keinginan ayah yang dikabulkan oleh kakek saya adalah minta diantar mencari sebilah kayu untuk ketapel. Saat ayah sakit, seingat beliau tak pernah sekalipun kakek menanyakan kabarnya. Saat ayah butuh belajar menulis, kakek akan menyuruhnya kerja keras dulu, entah mencuci baju seisi rumah, mengecat dinding dan pintu, membersihkan seisi rumah sebesar itu, mengurus ayam sebulan dulu, atau apapun yang kakek mau. Seringkali semua itu membuat ayah tidak bisa memenuhi kebutuhannya tepat waktu, tumbuh dengan prestasi yang biasa-biasa saja tapi mampu dan terampil melakukan banyak hal. Untungnya, ayah saya bukan tipe orang bermental inferor.

Can you get my point? Intinya, saat kedua orang tua saya menikah, status mereka sangat berbeda. Ayah tak punya apa-apa dan mama punya segalanya. Setau saya, rumah kami sekarang pun merupakan kado pernikahan dari nenek angkat saya. Ayah, sampai sekarang tak pernah bisa membuatkan rumah untuk mama saya, begitu yang pernah ayah ceritakan. Saya menangkap ada nada kecewa dalam cerita ayah saya... meskipun saya tidak terlalu mengerti sebesar apa artinya bagi seorang laki-laki membuatkan sebuah istana untuk belahan jiwanya. Mungkin, inilah satu-satunya momen di mana saya melihat ayah saya merasa inferor. Ah, ayah... tak usahlah dipikirkan, kami sayang ayah seperti apapun kondisinya... mama juga pasti begitu...

Yang menarik adalah, ketika saya menanyakan pertanyaan di atas pada mama, tidak serta-merta mama menjawab dengan jawban klise, "Karena mama cinta ayahmu!" Tapi mama menjawab dengan cukup diplomatis (maaf beberapa kalimat beliau cukup saya rahasiakan saja...). Mama menjawab, "Ayahmu adalah laki-laki yang bertanggung jawab dan bijaksana (dan beberapa kalimat pujian setelahnya). Tapi, lebih dari semua itu, ayahmu adalah orang yang setia... Ayahmu tidak melamar mama karena harta atau kecantikan mama, itu mungkin iya, tapi kalaupun mama kehilangan semua itu, ayahmu akan tetap begitu adanya. Mendapatkan laki-laki setia itu nduk, lebih berharga dari semua harta yang mama punya."

"Gimana mama bisa yakin?"

"Ya mama gak bisa jelasin, tapi lihat aja sekarang gimana. Saat kamu umur lima tahun, nenek angkatmu meninggal dan peternakan sapi kita gak ada lagi yang bisa ngurusin. Sedikit demi sedikit harta kita hilang, kecuali rumah mbah dan rumah kita ini. Apa ayah pernah protes sama mama soal ini? Soal mama nggak bisa lagi ngurusin usaha kita? Nggak pernah nduk. Sejak awal menikah juga ayahmu bertanggung jawab sepenuhnya. Gak pernah ayah minta bantuan nenekmu atau siapapun kalo gak terpaksa, kecuali waktu kamu pernah masuk rumah sakit pas umur dua tahun dulu."

Ah, romantisnya mereka...

Saya jadi ingat, memang saat balita saya juga pernah merasakan jadi tuan putri kecil. Semua perhatian orang tua, kakek-nenek, orang-orang sekitar tertuju sama saya. Mungkin semua orang gemas melihat anak kecil lincah, cerewet, dan centil yang mereka hadapi. Tapi setelah nenek meninggal, banyak sekali hal berubah, apalagi setelah adik saya lahir. Wah, tuan putri kecil udah hampir kayak gak keurus. Adik saya bandel dan manja dari kecil. Dan entah kenapa, saya dilahirkan jadi kakak yang pengertian hehehe... Sering saya kelupaan makan, karena adik sering rewel dan mama gak sempat lagi masak. Saya gak doyan jajan dari kecil, jadi kalaupun diberi uang buat beli makanan, akan saya tabung buat beli majalah bobo. Akhirnya, seringkali saya tertdur pulas karena lapar, entah di lantai atau di manapun. Kadang setelah adik bisa tidur dan saya terbangun, saya liat mama menangis di sebelah saya, tapi beliau lalu berhenti nangis dan berkata, "Mbak makan dulu yuk, mama temenin... Pake telur aja gak papa ya mbak. Kamu belum makan seharian" Ya, hampir begitulah hampir setiap hari. Saat itu, kondisi ekonomi keluarga juga sedang sangat sulit. Saya heran bagaimana mama bertahan dengan perubahan kondisi seperti itu. Sekarang, kalau saya tanya lagi, mama cuma jawab, "Mama percaya sama ayahmu sepenuhnya, seumur hidup mama percaya, kalo nggak percaya dari awal mama nggak mau nikah sama ayahmu."

Sekarang, ayah sudah membuktikan bahwa memang benar dirinya dapat dipercaya, oleh mama, anak-anaknya, bahkan masyarakat luas. Perlahan, dengan perjuangan keras yang saya saksikan sendiri, ayah mampu menopang hidup-matinya keluarga kami. Secara ekonomi, setidaknya kebutuhan kami semua tercukupi. Alhamdulillah... Dan ayah, dalam bentuk apapun telah mewujudkan setianya pada keluarga yang dibangunnya, dengan cara yang tak pernah terpikirkan oleh istri dan anak-anaknya: sederhana namun selalu bermakna. Beberapa hari ini pun saya teringat sebuah ungkapan, "A man can love million women, but only a real man can love a woman in million ways." 
Well, I think my father is that kind of real man. At this time I realize, mama tauayah bukan orang terbaik yang bisa mendampinginya, tapi orang yang paling tepat mendapat pengabdian sepanjang sisa hidupnya. Karena jiwa yang sebelah tau, jiwa mana yg menjadi pelengkapnya. Seperti enzim dan substrat, semuanya spesifik dengan sistem gembok-kunci. Jadi yang dibutuhkan adalah yang paling tepat. 

Rasanya, saya jadi mengerti maksud jawaban mama. Meskipun... Saya pun yakin bahwa jawaban itu sama sekali belum mencerminkan seluruh isi hatinya, seluruh rasa yang melimpah ruah. Dan saya... selamanya putri kecil mereka!

NB: beberapa redaksi menyesuaikan

A moment with him

Miss so many precious moments with him, my daddy...

"Orang bisa mengeluarkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta alasan untuk menghujat seorang pemimpin. Tapi bagiku, cukup dua alasan yang membuat seseorang layak menjadi pemimpin, selain karena dia adalah orang yang beriman dan sesungguhnya berkapasitas. Pertama, dia adalah orang yang paling lemah di antara kalian, dalam arti paling tidak menginginkan jabatan kepemimpinan itu. Kedua, dia adalah orang yang yakin betul bahwa pemimpin adalah pelayan, dengan segala konsekuensi melayani rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu, pemimpin adalah orang yang mau merasa lebih peka, berpikir lebih dalam, dan bekerja lebih keras dari siapapun yang dipimpinnya."
(myself).

Aku pernah mengalami perubahan status dari anak orang biasa menjadi anak pelayan publik. Menurut kalian bagaimana rasanya? "Ah kamu sih enak!" paling begitu yang terpikir, ya bukan? Sebenarnya ada keharusan siap kehilangan di situ. Tapi aku lebih suka menganggapnya bukan sebagai kehilangan, melainkan penyesuaian, atau dalam kondisi lain, aku menyebutnya penerimaan.

Dalam kondisi seperti itu, beginilah kalimat yang aku dengar darinya,"
"Kalau seseorang dalam hidupmu menjadi milik publik ya kamu harus coba ikhlas. Ikhlas menerima, mendukung, bahkan membantu kesullitan-kesulitannya. Insya Allah pahala amalnya sampai ke akhirat."

Ya, dan tanpa ragu aku membenarkannya... dan meskipun sudah beberapa tahun lalu setelah kalimat itu diucapkan, aku masih mengingatnya. Pun ketika diri kita sendiri yang menjadi milik publik, ya harus ikhlas. Ikhlas untuk bekerja lebih banyak dan mengurangi bermanja-manja sebisa-bisanya. Karena kapanpun, dalam kondisi apapun, sebagian dari kita adalah milik mereka...

Sabtu, 07 Mei 2011

Daun Kering

Daun kering yang terjatuh di atas hamparan rumput hanya ingin sejenak menatap langit yang tegak di atasnya sebelum akhirnya tersapu dibersihkan. 
Daun itu tak pernah bertanya kenapa dia harus terjatuh.
Baginya, cukup melihat langit yang indah tetap gagah memayunginya.
Dan tersandar pada rerumputan hijau segar membuatnya merasa hidup.
Dia tak peduli bahkan meski dirinya sendiri tlah mengering...
Ya, mengering, dan mungkin akan disapu orang.

Titip Rindu

Aku titpkan rindu pada subuh
agar disampaikannya padamu lewat fajar yang pertama menyapa

Aku titipkan rindu pada dhuha
lewat sinar mataharinya agar lebih hangat kau rasa

Aku titipkan rindu pada dzuhur
agar kau terjaga dari keletihan fana

Aku titipkan rindu pada ashar
agar ia menemanimu sejenak melepas rasa

Aku titipkan rindu pada maghrib
agar hangatnya matahari senja ikut menghampirimu sebelum kembali ke peraduan

Aku titipkan rindu pada isya
agar menemanimu bermuhasabah dan bercerita tentang hari ini

Aku titipkan rindu lewat tahajud
agar menemanimu mempersiapkan hari-hari berikutnya

Aku titipkan rindu pada apapun yang aku temui
karena aku tak bisa melepaskan rindu darimu.............


-titip rindu untuk keluarga tercinta-

Kamis, 05 Mei 2011

Seperti Nasehatnya...

"Jadikan kisah di episode ini sedemikian indah sehingga pahitnya jadi kenangan manis..."

Seperti hidup yang kita jalani sekarang...

karena...

People seldom see the halting and painful steps by which the most significant success is achieved...

Dan segala sesuatu tiada mungkin akan selesai dengan baik, kecuali jika dikerjakan dengan totalitas. Jadi kita takkan tau bagaimana menyelesaikan sebuah masalah, kecuali kita terjun langsung menanganinya.

Begitu kak, seperti yang biasa kau bilang dalam dua setengah tahun yang membuatku banyak sekali belajar... Seperti apapun kita hari ini, ataupun esok hari, terima kasih telah menjadi guruku...


Nasehat

''Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan laa ilaaha ilallah.'' (HR. Ibn Hibban).

Aku tak tau yang akan terjadi esok hari,
bahkan tak tau tentang yang sedetik lagi,
apalagi bagaimana aku berpisah dengan dunia ini
Jangankan bertahun-tahun nanti
Hari kemarin pun belum sepenuhnya aku fahami
Hari ini, belum aku mengerti
Sekian banyak hikmah berserakan belum terpelajari
Selamat datang wahai pagi,
Lebih baik aku terus berbenah diri

Da'i

Da'i sejati
adalah da'i yang berorientas melangit
namun berperilaku membumi

Da'i sejati,

tidaklah mendekatkan orang lain kepada dirinya
namun hanya mendekatkan kepada Allah semata

Da'i sejati,
takkan mengeluh karena perih
takkan rubuh karena letih

Da'i sejati
sibuk menebar manfaat bagi ummat
kata dan perilakunya adalah maslahat

Khoirunnas anfa'uhum linnas
Seebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk orang lain
Begitulah, da'i sejati

Sabtu, 30 April 2011

Untuk Saudaraku Yang Beralih

Mudah-mudahan kau tak lupa.
Dulu masing-masing kita duduk di lingkarannya.
Dengan suguhan tilawah dan materi panah.
Mata kecil kita dibuka oleh satu gelombang indah.
Gelombang yang disatukan oleh ukhuwah dan digerakkan oleh hamasah.
Yang menyeret kita hingga berada dalam lingkaran-lingkaran kecil tarbiyah.

Semoga kau tak melupakan jasa baik gelombang itu.
Dia yang memperkenalkan islam pada kita.
Saat jiwa yang tumbuh remaja masih lugu.
Saat jiwa rawan terseret dunia.
Lelap dalam pencarian jati diri.
Mereka dan kebaikannya menyelamatkan kita.

Lalu kalau gelombang itu berlabel harokah,
maka adalah wajar bila ia berubah.
Ia mengalir mengikuti permukaan zaman.
Karena ia bukan air yang tergenang.

Lalu kalau banyak fitnah – internal dan eksternal,
maka adalah wajar berlakunya sunnatullah.
Kau tak menemukan jamaah dakwah yang selamat dari fitnah.
Sejak dahulu, zaman para nabi, hingga sekarang.

Lalu kalau banyak terjadi perbedaan,
maka adalah wajar sekumpulan manusia bertentang faham.
Mereka manusia yang bersemangat memikirkan dakwah,
kemudian terkumpul banyak gagasan.
Dan itu adalah kekayaan.

Kini saat serbuan kabar dan tuduhan menghajar gelombang itu,
kau memutuskan beralih membawa segenap kekecawaanmu.
Sedangkan aku masih di sini, dalam husnuzhonku.
Karena berbagai berita itu tak dapat terkonfirmasi olehku.

Tapi `alaa kulli haal,
kuharap masih ada rasa kasih sayang antara kita.
Semoga ukhuwah yang dulu diperkenalkan oleh gelombang itu,
masih tertanam dalam hati kita.

Saudaraku, kalau kau masih mempercayai akan adanya orang-orang yang tulus dalam gelombang itu,
maka kuminta kau berhenti menyudutkan ia di muka umum.
Kalau kau masih percaya bahwa kejahatan mengintai gelombang itu,
maka kuminta kau berhenti mengumpan anasir-anasir jahat untuk menghancurkan gelombang itu.

Kalau kritik yang kau berikan, dekatkan mulutmu ke telinga ku!
Karena sedikit kritikmu terdengar oleh anasir-anasir jahat,
maka anasir-anasir itu akan membuat kritikmu menjadi adonan yang diberi soda kue
hingga mengembang dan dibubuhi berbagi bumbu hujatan.
Relakah kau mendengar saudaramu dicaci maki?

Kalau kau masih percaya bahwa masih banyak orang yang baik dalam gelombang itu,
aku minta kau bersedekah dengan diammu.
Kenanglah kebaikan yang pernah diberikan oleh gelombang itu padamu,
agar teredam hasrat untuk mengumbar kekecewaanmu.

Dulu gelombang itu telah berbuat baik padamu.
Kini, berbuat baiklah pada gelombang itu dengan menahan diri dari melampiaskan kekecewaanmu.
Kalau kau mempercayai berita-berita itu,
biarlah akhirat mengungkap semuanya.
Biarkanlah orang-orang yang – kau percayai masih - tulus bekerja.
Mereka adalah orang-orang yang tidak terganggu oleh berita dan tuduhan itu.
Mereka orang-orang yang sama sepertiku, tetap dalam husnuzhonnya.
Atau mereka orang yang mengerti betul bahwa kebanyakan berita/tuduhan yang datang itu tidak valid.

Jumat, 29 April 2011

penghianatan kaum intelektual (part. 2)

Tiba2 saya takut secara tidak sadar sudah melakukan penghianatan kaum intelektual. Takut kalau... kalau bener belum bisa sepenuh hati menjalankan riset, bahkan kadang sebel sama riset yang parameternya semua harus terukur. Kadang logika saya terlalu nakan, lebih menyukai segala sesuatu yang bersifat eksperimental. Ya...entah mengapa segala hal metodologis menjadi sangat membosankan....

Bukannya tidak punya idealisme intelektual, tapi saya...hanya belum menemukan soulnya. Belum benar-benar merasa 'tidak dibatasi' dalam riset, dan juga dalam keingintahuan...belum bisa membangkitkan jiwa yg tertidur itu... Tapi mau sampai kapan ya? Ya sudahlah jalani saja. Witing tresno jalaran soko kulino. Siapa tau seiring berjalannya waktu jadi suka sendiri.

Yang pasti, harus tetap ada ranah kreatif dalam penelitian sekalipuun...meskipun SOPnya baku...kreatif..kreatif...ya kadang tagline 'i did it my way' tak terlalu banyak berguna juga...

Kamis, 28 April 2011

tertawa bersama

"Seringkali yang dibutuhkan bukan hanya orang-orang yang bisa diajak menangis bersama, tetapi juga tertawa bersama, karena menangis akan banyak menyedot energi hidup, namun senyum dan tawa selalu bisa memberi energi hidup..."

Keliling Dunia dengan Paper

Emang bisa? So pasti bisa.... Banyak penyelenggaraan paper competition yang bisa diikuti, dan... banyak yang di luar negeri! Beda2 negara jadi kalo bikin banyak paper (menyesuaikan tema), bisa keliling dunia tuh!

Ya, tinggal yang penting ada dananya, entah dari sponsor atau apapun.

Tapi saat awal mencoba bikin paper, saya nggak pernah terpikir lho akan bikin biar bisa ke luar negeri. Ya, karena penasaran aja kenapa bisa ada paper yang isinya itu... ajaib di mata saya! Jadi pengen tau kok keliatannya keren gitu ya, menggabungkan basic pengetahuan ini dan itu, trus jadi sebuah pengetahuan baru. Allahu Akbar!!!

Jadi, memang untuk bisa bikin paper yang oke tidak hanya dibutuhkan ide dan semangat berkarya, juga tidak cukup ditambah dengan keuletan nyari dan baca referensi ini-itu. Beneran gak cukup! Bikin paper tu sangat butuh keingintahuan. Tidak cukup keingintahuan, harus keingintahuan yang sangat besar! Trus jadi anak kecil lagi yang selalu bertanya "kenapa dan kenapa?" "kenapa begini-begitu?"

Yang penting, bikin paper atau apapun juga butuh kecintaan: kecintaan untuk mencari tau, kecintaan untuk melakukan, kecintaan berkarya, bukan kecintaan atas apa yang mungkin didapatkan saja.

Tapi kok ya kadang jadi ada yg mikir gara2 pemikiran seperti ini jadi gak punya target lebih? Bisa iya atau nggak juga sih tergantung orangnya deeeehh... tapi mungkin nggak juga.

Spanyol, Italia, Australia, Taiwan, Malaysai, China, Jepang, India, Bangladesh sampai USA dan Kanada... Saya diamkan saja tahun ini. Beberapa paper diterima utk dipresentasikan di Spanyol, Italia, Australia, Taiwan, dan Jepang. Panggilan wawancara (entah dari mana mereka punya nomor hape saya), kesempatan jadi duta uslimah Indonesia ke Kanada, India, dan Bangladesh tidak dijalani. Bukannya tidak mau (mau banget malah), tapi bukan orientasi utama, bukan prioritas saat ini.

So, i just wanna tell u that, "sangat mungkin keliling dunia dengan paper" tapi yang lebih penting lagi selalu ingin tau dan cinta berkarya... karya apapun!

Cukuplah melihat tulisan2 itu 'nampang' di prosiding, syukur2 di jurnal hehe... Anw jurnal apa ya yg nerbitin paper hasil studi pustaka? haha...

Selasa, 26 April 2011

Kembali ke Asholah Dakwah

Dakwah tidak mengenal udzur. Anas bin Malik mengatakan tentang Abdullah bin Ummi Maktum yang secara kondisi fisik buta. Tapi pada perang Yarmuk, Abdullah bin Ummi Maktum hadir di tengah para mujahidin di medan perang, memakai baju besi, memegang bendera. Anas bin Malik bertanya, wahai Abdullah bin Ummi Maktum, bukankah Rasulullah saw telah memberi udzur kepadamu? Ia menjawab, “Ya betul, memang dalam Al Quran telah diberikan udzur kepada orang buta. Tetapi saya menginginkan dengan kehadiran saya di sini, di medan perang, paling tidak dapat menambah jumlah tentara Islam.”

Sahabat, kekuatan jamaah ini teergantung pada kekuatan kader-kadernya. Jika jamaah kuat, kader juga akan kuat! Hehe… Kebalik ya? Bagus berarti gak ngantuk ^^v

Lantas pertanyaannya, kenapa selalu dan selalu pembahasan tentang kader yang menjadi permasalahan? Intima’ bil jamaah yang lemah, ukhuwah yang renggang, tsiqoh terhadap qiyadah dan hasil syuro yang kadang mungkin cuma 20%, apa penyebabnya? Exactly, I don’t know! Lagi-lagi, sudah masuk ranah personal.

Tapi saya mencoba menulis tentang salah satu kemungkinan penawar dari racun-racun di atas. Hanya salah satu saja, mohon maaf karena saat ini waktu terbatas. Sebagai awalan, saya ingin mengutip percakapan dari film Sang Murobbi:

Berikut percakapan Ustadz Rahmat Abdullah dalam film Sang Murabbi.
“Ane mau curhat nih stadz. Ane liat nih Sekarang ngajinya dah pada kendor, tiap liqo yang diomongin politik mulu. Kayanya ga ada omongan selain itu.” kata Mabruri.
Ustadz Rahmat berkata, “Ane paham apa yang antum rasakan, dan temen-temen rasakan. Jadi, ane pengen cerita nih, akh Mabruri, tentang monyet,”
“Monyet? Emang kita monyet?” Tanya Mabruri.
Ustadz berkata, “Bukan, maksudnya, ni ibarat, jadi gini, akh Mabruri, jadi ada seekor monyet nih. Dia naek trusss sampe ke pucuk pohon kelapa. Tapi diem-diem ada 3 jenis angin nih yang bukan sembarangan nih angin, ada angin topan, angin bahorok, angin puting beliung. Siap nih, ngincer tu monyet. Siap nih. Plan-plan, plek. Kaga jatoh!”
“Makin kenceng,” sela Mabruri.
“Makin kenceng aje pagangannnya. Tapi dateng nih, akh Mabruri, angin yang sepoi-sepoi nih dateng deh, pelan-pelan, pelan-pelan, diincer tuh ubun-ubunnya tuh monyet diincer. Seeet, seer ngeriep-ngeriep tu monyet, matanya ga ngeliat lagi dah, tangan lepas dah, itungan berapa detik, jatoh dah.” Lanjut Ustadz.
“Jatoh, stadz?” Kata Mabruri.
“Subhanallah, akh Mabruri, nah ibaratnye begitulah tantangan dakwah kita. Jadi klo kita di uji sama yang sempit, kesedihan, kemiskinan, kuat kita, akh Mabruri. Tapi klo kt di uji sama kasenagan, akh Mabruri, sebentar doang, plek, jatoh dah. Jadi kesimpulannya nih, akh Mabruri, antum jangan jadi monyet.” Ustadz mengakhiri.

Percakapan lain antara Mabruri dengan Ustadz Rahmat Abdullah
“Temen-temen gimana kabar?” Ustadz bertanya.
“Begitulah ustadz, makin jadi-jadi aje. Ngomongnya politik melulu. Ngajinya makan lemah, hamasah sama ruhiyahnya makin tips tuh stadz, gimana yah?” Jawab Mabruri
“Akh, antum ingatkan deh, likullim marhaatin rijaluha wa likullim marhaatin masaakiluha. Jadi, setiap marhalah itu ada rijalnya, setiap marhalah ada masalahnya. Jadi, kita, masing-masing kita, ada cobaannya dari Allah swt. Begitu juga dakwah kita. Obatnya, mabruri, adalah kesabaran, keikhlasan antum, pengorbanan teman-teman, dan kita kembali ke asholah dakwah. Kita ngapain dakwah ini, kita cemplung dakwah ini, kita habis-habisan dakwah ini. Kenapa? Karena Allah saja. Kita inget bagaimana Kata Allah swt, bagaimana kata rasul. Udah selesai…” Jelas Ustadz.
“Kita ini udah gatel stad,” Mabruri menyanggah.
“Paham, paham” Ustadz bicara.
“Keadaannya udah kaya meledak begitu,” Lanjut Mabruri.
“Paham, paham ane. Shobron ‘ala shobron. Antum berikan sabar diatas sabar kepada Allah swt. Allah akan segera dateng dengan jalan keluarnya.” Ustadz Mengakhiri tausiyahnya.

Sahabatku, demikianlah kiranya yang kita hadapi sekarang. Tapi bukan itu yang saya ingin sampaikan. bukan tentang marhalah dakwah kita. Ya, seperti disinggung di atas, yang ingin saya sampaikan adalah salah satu penawar untuk masalah di tiap masalah: kembali ke asholah.

Asholah sendiri berarti keaslian. Jika berbicara dalam konteks dakwah kampus maka makna kembali kepada asholah berarti kembali kepada orisinalitas dengan dinamika dakwah secara global dan dakwah kampus kontemporer. Kembali ke asholah dalam dakwah kampus hendaknya dapat diterjemahkan ke dalam kembalinya kita kepada nilai-nilai esensial dari lima hal utama yaitu: Islam, tarbiyah, dakwah, fiqih dakwah, dan manhaj dakwah.

Pembahasan tentang lima hal ini insya Allah di notes berikutnya (punten ditunggu dosen ^^). Semoga bisa menjadi suplemen semangat hingga akhir hayat. Wallahu’alam. Afwan minkum.

Minggu, 17 April 2011

Hai

Hai tidaklah kau lihat bulan purnama sedang tersenyum lebar padamu?
Mengapa hanya tunduk saja?

Hai apa itu yang mengalir menganak sungai?
Astaga, sayang, kau menangis lagi...

Hai bahkan tikus-tikus pun tertawa riang di loteng
Bukan karena dapat santapan, atau apa mereka sedang menertawakanmu?

Ya sayang,
Kadang ketidakterimaan kita menjadi sangat tidak berharga
Kau tau kenapa?
Karena alasan dari ketidakterimaan itu tak bisa kau bahasakan

Tak perlulah selamanya ingin dimengerti
Cukuplah belajar mengerti
Mengerti dan kau akan jadi peduli
Meski kau pun tak pernah bisa mengerti
Apalagi memahami
Cukup kau saja bisa menerima sayang

Termasuk menerima segala ketidakberdayaan
Segala kesepakatan

Hai permata, kau tau kau sungguh-sungguh berharga
Saat utuh bahkan saat sudah pecah pun
Kau tau kenapa?
Karena kau selalu bersinar, cemerlang berkelipan
Di manapun tempatnya
Seperti apapun kondisinya

Minggu, 03 April 2011

Menanggapi Media

When you saw, listened or read something on the media that shocked you, don't react, assume and judge instantly. instead: pause. stop. let a moment of emptiness took over your heart. then see not with your eyes but with your heart. hear not with your ear but with your soul. after a few seconds of that vacuum space within yourself, truth and meanings will start filling in your soul, then without trying you will just "understand". If that happens, sometimes "reacting" is the last thing you want to do.

Sabtu, 02 April 2011

Tentang Prestasi

Bagi saya, prestasi harus berdampak pada lahirnya kontribusi yang baik. Soal bisa menang ini dan itu atau bahkan bisa jalan-jalan ke luar negeri, semuanya adalah bonus. Bahkan, sebenarnya hal itu adalah bagian dari CARA untuk bisa berkontribusi itu sendiri. Jadi pada dasarnya menjadi seorang yang prestatif bagi saya berarti harus bisa menjadi seorang yang BERMANFAAT, karena jika prestasi yang diperoleh itu hanya melahirkan kebanggaan dan minim manfaat, maka sepatutnya dipertanyakan kembali apakah seseorang sudah benar-benar berprestasi.

Makna bermanfaat itu bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, minimal orang-orang terdekat kita. Dan lebih baik jika bisa meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Tingkatan terendah berprestasi (menurut saya) adalah bisa menginspirasi orang-orang di sekitarnya untuk menjadi lebih baik, lebih pandai mengatur diri, mengatur waktu, dan mau berbagi manfaat untuk orang lain juga.

Jadi ketika anda memiliki sebuah ide inovatif yang bermanfaat, anda juga harus mulai memikirkan bagaimana ide itu nantinya akan diwujudkan secara nyata. Minimal, jika ide itu baru berbentuk tulisan di atas kertas ataupun di lembar MS Word, anda harus bisa membuat tulisan anda dibaca oleh orang lain yang (kira-kira) bisa merealisasikan ide anda itu.

"Pergilah sejauh kakimu bisa melangkah. Jelajahilah bumi beserta isinya. Carilah inspirasi di negeri orang dan tebarlah manfaat sebesar-besarnya. Kembalilah ke negerimu untuk membangunnya hingga bisa menjadi lebih baik."

Jadi jika suatu saat anda berkesempatan menginjakkan kaki di negeri orang, entah untuk yang pertama kali ataupun kesekian kali, belajarlah dari mereka apapun yang bisa membantu kalian untuk ikut membangun dan memperbaiki negeri ini. Jadilah bermanfaat sebab "khoirunnas anfa'uhum linnas" (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain).

Banyak orang merantau tapi sedikit yang benar-benar belajar di perantauan. Banyak orang belajar tetapi hanya sedikit yang melakukan. Banyak yang melakukan tetapi hanya sedikit yang mengajarkan. Lakukanlah dan ajarkanlah hal-hal terbaik yang kau pelajari, dan kau akan jadi bermanfaat.

SELAMAT BELAJAR! SELAMAT BERMANFAAT ^^

Jasa Petani

Nasi putih terhidang di meja
Kita santap setiap hari
Beraneka ragam hasil bumi
dari manakah datangnya?

Dari sawah dan ladang di sana
Petanilah penanamnya
Panas terik tak mengapa
Hujan rintik tak dirasa
Masyarakat butuh bahan pangan

Trima kasih bapak tani
Trima kasih ibu tani
Tugasmu sungguh mulia


Tiba2 saja saya teringat lagu ini setelah menjalani sebuah pengalaman berharga hari ini. Sedikit pembuka dulu ya sebelum masuk cerita saya. Jadi gini, dalam rangka menjalankan penelitian sebagai tugas akhir di kampus, saya harusnya punya topik. Oke, topiknya sudah ada. Garis besarnya tentang analisis fitokimia tanaman daun ginseng alias kolesom. Lebih spesifik lagi, tentang analisis dietary fiber, substansi pektat, dan oligosakaridanya. Beritanya, anggaran dana penelitian ini mencapai 8 digit angka dan angka terdepannya 2. Maklumlah, pake 2 alat supermahal sama make 7 jenis enzim, belum bahan yang lain2... Intinya, buat anak S1 penelitian ini... kelewat mahal! (insya Allah bukan biaya sendiri). Jadi harus teliti banget penanganannya mulai dari awal. Bahkan saya harus memastikanapa yang terjadi terhadap (calon) sampel saya semenjak baru ditanam.

Ya, dan sampelnya memang baru ditanam. Tadinya menurut info yang saya peroleh, (calon) sampel itu bisa saya ambil seminggu lagi, tapi ternyata salah info! Kalau dari sekarang sih, masih 7 minggu lagi baru bisa dipanen sampelnya. Nah, makanya saya harus ngecek juga kondisi tanamannya sejak baru ditanam ini, sekadar memastikan agar hasil analisisnya relatif seragam dan standar deviasinya bisa diterima.

So, hari ini berangkatlah saya ke lahan tanaman kolesom di Leuwikopo. Baru pertama kali liat dalemnya lahan Leuwikopo. Seger juga udara di sana, tapi pegel juga jalan masuk ke sananya. Apalagi sendirian dan sinar matahari sedang riang-riangnya menyapa. Tapi terbayar lah dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang menenangkan... Berladanglah saya di sana. Bantu cabut gulma sama nabur soda abu doang sih biar tanahnya gak terlalu asam... Dari kejauhan kedengeran alunan musik Sunda (kayak yang diputer di stand IPB pas pameran pimnas). Deuh... berasa gadis desa banget dah!

Tapi saya jadi belajar banyak. And here is the lesson...

Percaya nggak sih, dulu pas SD, pas baru diajari lagu jasa petani, saya gak terlalu 'memaknai' lagu itu. Saya ngerti kerja petani itu berat, tapi belum sepenuhnya sadar soal itu. Baru hari ini saya ngeh... ternyata seberat ini kerja di lapang. Di tengah siraman cahaya matahari... baru sebentar aja udah bkin pusing alang kepalang. Gimana para petani itu bisa bertahan seharian? Beneran deh!

Saya bukannya gak pernah ke sawah sebelum ini. Persis di belakang rumah saya di Magetan tuh langsung sawah lho, dan waktu kecil saya sering banget maen layang2 panas-panasan di sana. Ah tapi dasar anak kecil! Mana kenal panas dan capek?

Tapi jujur, saya belum pernah ngerawat tanaman di ladang, paling di kebun sama pekarangan rumah, itupun gak seluas ladang (meskipun kebun di rumah lumayan luas). Jadi baru kali in saya kerja di ladang (pliss jangan ketawain ya...).

Dan baru bener2 sadar makna lagu jasa petani tu dalem banget. Ya, kalo panas sampe bikin pusing kayak gini, kepala berat, peluh menderas... Kalo hujan? Kalo hujan gede sih pada berhenti, tapi bukan gak mungkin para petani itu tetep bekerja di tengah hujan rintik. Padahal kalo kelamaan di tengah hujan rintik bisa kebas juga rasanya...

Jadi sangat merasa berdosa kalo gak bisa ngabisin makanan yg diolah dari hasil kerja keras petani... Ah petani, apa yang sebenarnya kau rasakan saat berada di tengah2 sawah dan ladang? Atau kebun? Atau peternakan? Maafkan kami jika masih sangat kurang menghargai jasamu, atau bahkan kadang menganggapnya tidak berharga, padahal tiap waktu kami butuh makan dari hasil kerja kerasmu. Kami mohon doa supaya tidak menjadi kaum intelektual yang melupakan nasibmu. Terima kasih petani...

-020411-

Walau Tangis Melepas dan Air Mata Menderas

Aku pikir, mencintai apapun hal baik yang kita lakukan itu penting. Tapi cinta itu tidak harus datang di awal, biarkan saja dia mekar dan merekah pada waktunya (jiaaah...bahasanya...).

Ya, meski kadang harus mengharu biru dulu. Menderita memar dan lebam dulu. Jalani saja, ambil saja hikmah dari semua yang bisa dibaca, didengar, dirasa...

Jalani saja lillahi ta'ala, walau tangis sudah terlepas dan air mata kian menderas. Pada akhirnya semua akan menjadi sekadar bekas. Ah bukankah bekas tak selamanya buruk? Bukankah dia adalah kenangan atas perjuangan yang telah dijalani? Dan berbahagialah, karena ketika telah kau jalani semuanya, hanya bekas yang indah yang tersisa, bukan bekas luka.

Ya, bertahanlah walau tangis sudah terlepas dan air mata kian menderas. ^_^

Dengan ini kunyatakan

Dengan ini kunyatakan...
bahwa aku benar2 bangga!
Bangga masih bisa melihat
dan mengenal orang2 seperti kalian

Masih mau turun ketika telah berada jauh di atas
Mau terkena lumpur basah, abu, dan jelaga
Menyusuri jalanan demi jalanan dengan sebuah kata cinta:
PENGABDIAN...

Selamat berkarya kawan
Ayo terus berjuang
AKU BANGGA...

Tadabbur QS 3:190-191

Dear morning,
Can you see the light?
It's embracing the sky
Staring through the dawn?

My day,
Can you follow the move?
Until the twilight comes afterward?

Oh night,
Can you see the dark?
Keeping you from the rush of the day?

Can you feel the harmony?

Kamis, 31 Maret 2011

Malam Hanya Ingin Bintang Bersetia

Mungkin malam hanya ingin bintang terus bersetia menemaninya
Tapi malam tak tau, bintang tak pernah meninggalkannya,
dirinyalah yang pergi tergantikan siang

Bintang tak pernah tau apa arti indah sinarnya bagi malam
Karena dia merasa malam terlalu sunyi dan dingin padanya
Dia tak tau, malam menunggunya sepanjang waktu

Selasa, 29 Maret 2011

You Raise Me Up

When I am down and, oh my soul, so weary
When troubles come and my heart burdened be
Then, I am still and wait here in the silence
Until you come and sit awhile with me

You raise me up, so I can stand on mountains
You raise me up, to walk on stormy seas
I am strong, when I am on your shoulders
You raise me up to more than I can be

You raise me up, so I can stand on mountains
You raise me up, to walk on stormy seas
I am strong, when I am on your shoulders
You raise me up to more than I can be

There is no life - no life without its hunger
Each restless heart beats so imperfectly
But when you come and I am filled with wonder
Sometimes, I think I glimpse eternity

You raise me up, so I can stand on mountains
You raise me up, to walk on stormy seas
I am strong, when I am on your shoulders
You raise me up to more than I can be

You raise me up, so I can stand on mountains
You raise me up, to walk on stormy seas
I am strong, when I am on your shoulders
You raise me up to more than I can be

For The One Who Always Set Up My Smile

Sabtu, 26 Maret 2011

Aku Mencintaimu

Dari notes kak muthi... Dan sepertinya puisi ini belum ada di antologi puisi Sapardi Djoko Damono punya saya:

dalam doaku subuh ini
kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara

ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa,
yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana

dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu,
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

magrib ini dalam doaku kau menjelma angin
yang turun sangat pelahan dari nun di sana,
bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu,
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya,
yang setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu

(Sapardi Djoko Damono, 1989)

Kamis, 24 Maret 2011

Mungkin...

Mungkin selamanya mereka tak akan pernah membaca tulisan kita tentang kita. Mungkin selamanya mereka hanya akan mendengar pendapat subjektif dari orang2 di sekitar kita. Kau tau kenapa? Karena setiap saat apa yang kita pikirkan dan kita rasakan terlalu rumit adanya, bahkan untuk sekadar dinyatakan. Atau kalaupun kita bisa membahasakannya, kita tak pernah ingin ada orang yang benar2 mendengarnya.
Banyak yang terjadi, yang hanya akan kukisahkan kepada angin, yang menghembus perlahan menyentuh seluruh permukaan pori pengeluaran suara. Biar suara itu ikut terbang dan mengering bersama angin, yang mengusap sel-sel epidermis tiap rasa. Tak tersuarakan. Tak terbahasakan. Angin menjadi teman setia. Suara terdiam menungganginya. Sepi tercekat.
As somebody said, "I believe that you can be better everytime Cipi... just need some adjustment and adaaptation with condition."

*lagi stress gara2 penelitian bener2 mengikuti fungsi waktu

Minggu, 20 Maret 2011

Lagi Pengen Nulis Blog

Sense nulis blog makin ilang... Tidaaakkk!!! Hehehe... Lebay.com!
Kemaren pengen nulis gini:
Luruskan niat...
Prepare for the best,
Hope for the best,
Trying to give the best!
Soalnya kemaren seharian inget terus kata2 Bapak Direktur Kemahasiswaan IPB,
"Adik2 kalian di TPB 47 itu semangatnya tinggi. Sekarang bagaimana kalian mengajari mereka planning masa depan bukan memaksakan harus begini-begitu."
Me, "Supaya seangatnya terarah ya Pak>"
Bapak, "Iya... Bagus ini kalian bisa bikin kayak gini... Nanti di'emong' ya adik2nya."

Well, sampe pagi tadi saya masih mikir... "Mau ngomong apa?"

Sekarang... Alhamdulillah hari ini semuanya lancar, dpt tanggapan luar biasa. Dan tau gak sih??? Saya aja gak nyangka acaranya bisa jadi gede kayak gitu... Alhamdulillah... Lancar luar biasa.

Berasa muda lagi nih gaul sama anak2 TPB 47... Dan jadi kayak saya yg malah dicharge semangatnya... Terinspirasi juga sama kakak2 seperguruan. Kangen banget merasakan jadi anak kecil di antara orang2 besar, hehehe...

Selasa, 08 Maret 2011

Cerita Sehabis Ngasprak Hari Ini

X    : Lo gak tertarik ikutan student exchange Cip?
Me : Nggak kayaknya, gak pernah pengen exchange selama masih S1. Planning gue, kao keluar negeri paling lama dua minggu. Yaa... kecuali nanti  ada kesempatan S2 atau S3 di luar.
X    : Kenapa? Kalo gue punya 'kemampuan kayak lo', gue coba deh exchange...

Mmm...mikir...tersindir...tertohok...'kemampuan kayak lo'???
And then I asked her, "Kemampuan apa?"
X    : Ya bahasa inggris, mikirnya kritis, bisa ngerjain teknis... Lo berbakat lah...

Astaghfirullah... Saya, mungkin saking cueknya, jadi jarang mikir gimana pendapat orang soal saya. Paling setelah bikin kesalahan dan (biasanya) nyadar, jadi ntrospeksi trus nanya2 pendapat orang... Selebihnya... Pernah tapi jarang.

Saya gak tau persisnya pandangan orang terhadap saya. Tapi saya langsung ingat nasehat seorang sahabat, "Orang-orang yang dikaruniai bakat dan menyadari bakatnya punya tanggung jawab yang lebih besar memanfaatkan bakatnya untuk melakukan perbaikan."

Lagi-lagi sore ini cuma bisa meniru doa Abu Bakar ra:
"Ya Allah, semoga Engkau tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. Dan jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka perkirakan." 
“Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/agama/sahabat-agama/abu-bakar-as-sidiq/
“Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/agama/sahabat-agama/abu-bakar-as-sidiq/


“Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/agama/sahabat-agama/abu-bakar-as-sidiq/
“Ya Allah Engkau lebih tahu tentang diriku dan saya lebih tahu dari mereka. Ya Allah berikan kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan. Ampunilah aku dari apa yang mereka tidak tahu dan jangan azab aku dari apa yang mereka katakan.”

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/agama/sahabat-agama/abu-bakar-as-sidiq/

Kamis, 03 Maret 2011

A New Day Has Come

A new day has...come


I was waiting for so long
For a miracle to come
Everyone told me to be strong
Hold on and don't shed a tear


Through the darkness and good times
I knew I'd make it through
And the world thought I had it all
But I was waiting for you


Hush, love


I see a light in the sky
Oh, it's almost blinding me
I can't believe
I've been touched by an angel with love
Let the rain come down and wash away my tears
Let it fill my soul and drown my fears
Let it shatter the walls for a new, new sun
A new day has...come


Where it was dark now there's light
Where there was pain now there's joy
Where there was weakness, I found my strength
All in the eyes of the sun


Hush, love


I see a light in the sky
Oh, it's almost blinding me
I can't believe
I've been touched by an angel with love
Let the rain come down and wash away my tears
Let it fill my soul and drown my fears
Let it shatter the walls for a new, new sun
A new day has...come

Minggu, 13 Februari 2011

Saya

Saya ini cengeng. Saya selalu nangis tiap berceria tentang diri saya sendiri. Tidak perlu ditambah pertanyaan yang lan-lain, karena hanya akan membuat saya makin cengeng.


Tau kenapa?

Karena sebenarnya diri saya merupakan akumulasi dari berbagai keterbatasan dan ketidakmampuan, hanya dioles dengan sedikit senyum dan semangat, disalut dengan keikhlasan meski kadang berat, dibumbui dengan sabar meski kadang masih kurang sabar, ditambah toping keteguhan meski sering merasa lemah, ketegaran meskipun rapuh.

Hanya begitulah, begitu saja... Banyak kurangnya. Di sini kurang, di sana apalagi, di situ masih jauh... Mungkin kemampuan adaaptif terbesar saya hanyalah syukur...

Gak tau ini dan gak ngerti itu... Biar saya berproses dan belajar dulu, meski jenuh, meski butuh banyak waktu, meski jemu menahan seluruh sendi yang lelah tersedu dan badan menggigil tergugu...

Jumat, 04 Februari 2011

To the People of Egypt

Under a different hemisphere we stand,
yet our skins are burned by the heat of the same sun.

Thousands miles stretch of land separate our physical existence
but our spirit and souls are fused through time and space

We may not share the same flag nor language,
but we do understand:
The evil that a tyranny may bring.

and we do shared the same stories:
About struggle, resistance and the courage for  change.

Within our chests, resides the ideals of the noblest sons of men:
of freedom with respect
of solidarity with devotion
of peace with dignity
That will only flourish on the ground of faith

In every burning molotov, our hope sparks for you people
In every stone thrown, our wishes fly to you: Egyptian
And may every drop of blood sheds grant our prayers for you: brothers and sisters

Tomorrow,  when the sun rises and greets the walls of pyramids in Giza
And when the Mediterranean wind blows the peninsula of Alexandria
May they bring the message of victory blaring from Cairo
Swept across the north coast of Al-Maghribi
Restoring the balance throughout the dunes and hills of Middle East

Changing the face of the earth into a brave new world we're all longing for
That was once again just and bold.

By  :  Iben Yuzenho

Kamis, 03 Februari 2011

Next Tausiyah

Bersabar dan ikhlaslah dalam setiap langkah perbuatan
Terus-meneruslah berbuat baik, ketika di kampung dan di rantau
Jauhilah perbuatan buruk, dan ketahuilah pelakunya pasti diganjar, di perut bumi dan di atas bumi
Bersabarlah menyongsong musibah yang terjadi dalam waktu yang mengalir
Sungguh di dalam sabar ada pintu sukses dan impian kan tercapai
Jangan cari kemuliaan di kampung kelahiranmu
Sungguh kemuliaan itu ada dalam perantauan di usia muda
Singsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguhlah menggapai impian
Karena kemuliaan tak akan bisa diraih dengan kemalasan
Jangan bersilat kata dengan orang yang tak mengerti apa yang kau katakan
Karena debat kusir adalah pangkal keburukan

Lan tarji' ayyamulati madhat. Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

Rabu, 02 Februari 2011

Man Shabara Zhafira

(Dikutip dari novel Ranah 3 Warna)

Pidato Kiai Rais:
"Hari ini sudah kami anggap cukup pendidikan dan latihan yang kami berikan pada kalian semua. Apapun kelebihan dan keterbatasanmu, jadilah orang yang berguna untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu, sebanyak mungkin dan seluas mungkin.
Anak-anakku... Dalam menjalani hidup, Ananda pasti menghadapi banyak problematika kehidupan yang kadang-kadang terasa sangatlah berat. Namun, Ananda janganlah sampai putus asa karena putus asa adalah penyakit yang menggagalkan perjuangan, harapan, dan cita-cita. Problem tidak akan selesai hanya dengan diusahakan, tetapi harus dipikirkan dan selalu dekat kepada Allah serta selalu mohon hidayah dan taufikNya.
Maka bertaubatlah, berpikirlah, bekerjalah semaksimal mungkin, menuju kesempurnaan manusiawi yang lebih bertakwa. Aamin yaa robbal 'aalamin."

man jadda wajada                 : siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses
man shabara zhafira               : siapa yang bersabar akan beruntung
man sara ala darbi washala    : siapa yang berjalan di jalanNya akan sampai ke tujuan

Tuhan akan menerangi jalan orang yang sabar...

Perjuangan tidak hanya butuh kerja keras, tapi juga kesabaran dan keikhlasan untuk mendapat tujuan yang diimpikan.
Yaa Allah... Jadikanlah kami orang-orang yang sabar lagi beruntung.  Aamin...

Cerita tentang Aku, Kamu, dan Maple

Aku benci hening
Hening yang menikam
Aku benci dingin
Dingin yang perih menusuk
Aku benci sunyi
Sunyi yang menyayat

Dan beragam cerita bergulir di tengah bergugurannya daun-daun maple
Hey... Ini negara tropis girl!
Ya, tapi memang di belahan lain di bumi kita ini... daun-daun maple sedang berguguran ketika cerita kita beranjak, dari satu setting ke setting yang lainnya, dengan alur yang apa adanya. Sederhana, tetapi lincah, dinamis, manis, memikat...

Dan maple-maple itu tetap di sana, dalam kisah yang membersama kita mengejar mimpi, bergandeng mesra dengan energi kesabaran.
Ah, hidup mengajarkan begitu banyak alasan untuk menyerah. Tapi yang kita sadar adalah, bahwa ketika sedang berada dalam titik terbawah, yang ada hanyalah ruang untuk naik ke atas.
Cinta... Pandanglah tegak pada dunia.

Tausiyah of The Day

Berjalanlah dengan penuh harapan walau hidup ini tak selalu bahagia, sedekahkanlah satu senyuman walau dihatimu tak lagi mampu bertahan, belajarlah memaafkan walau dirimu terluka, berhentilah memberi alasan walau ingin menyatakan kebenaran, hiduplah dalam iman walau hari dipenuhi dugaan dan berpeganglah kepada Allah walau Dia tak kelihatan…Bukti kasihNya, kita wujud di dunia pinjaman ini. Ada sebab bila berlaku sesuatu perkara dan yakinlah Tuhan menguji setiap hambaNya yang mengakui keimanan kepadaNya. Jangan terlalu banyak berkhayal untuk jadi yang terbaik kerana hidup tak semudah itu, perihal kehidupan sebagai cermin dalam menilai sebuah pengabdian yang hakiki lagi abadi…

Ilmuwan Islam Peletak Dasar Kimia Modern

Tak salah bila dunia mendapuknya sebagai bapak kimia modern. Ahli kimia Muslim terkemuka di era kekhalifahan yang dikenal di dunia Barat dengan pang gilan Geber itu memang sangat fenomenal. Betapa tidak, 10 abad sebelum ahli kimia Barat bernama John Dalton (1766-1844) mencetuskan teori molekul kimia, Jabir Ibnu Hayyan (721M - 815 M) telah menemukannya di abad ke-8 M.

Hebatnya lagi, penemuan dan eksperimennya yang telah berumur 13 abad itu ternyata hingga kini masih tetap dijadikan rujukan. Dedikasinya dalam pengembangan ilmu kimia sungguh tak ternilai harganya. Tak heran, jika ilmuwan yang juga ahli farmasi itu dinobatkan sebagai renaissance man (manusia yang mencerahkan).

Tanpa kontribusinya, boleh jadi ilmu kimia tak berkembang pesat seperti saat ini. Ilmu pengetahuan modern sungguh telah berutang budi kepada Jabir yang dikenal sebagai seorang sufi itu. Jabir telah menorehkan sederet karyanya dalam 200 kitab. Sebanyak 80 kitab yang ditulisnya itu mengkaji dan mengupas seluk-beluk ilmu kimia. Sebuah pencapaian yang terbilang amat prestisius.

Itulah sebabnya, ahli sejarah Barat, Philip K Hitti dalam History of the Arabs berujar, ‘’Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, bangsa Arab juga memberikan sumbangan yang begitu besar di bidang kimia.’‘ Penyataan Hitti itu merupakan sebuah pengakuan Barat terhadap pencapaian yang telah ditorehkan umat Islam di era keemasan.

Sejatinya, ilmuwan kebanggaan umat Islam itu bernama lengkap Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan. Asal-usul kesukuan Jabir memang tak terungkap secara jelas. Satu versi menyebutkan, Jabir adalah seorang Arab. Namun, versi lain menyebutkan ahli kimia kesohor itu adalah orang Persia. Kebanyakan literatur menulis bahwa Jabir terlahir di Tus, Khurasan, Iran pada 721 M.

Saat terlahir, wilayah Iran berada dalam kekuasaan Dinasti Umayyah. Sang ayah bernama Hayyan Al-Azdi, seorang ahli farmasi berasal dari suku Arab Azd. Pada era kekuasaan Daulah Umayyah, sang ayah hijrah dari Yaman ke Kufah, salah satu kota pusat gerakan Syiah di Irak. Sang ayah merupakan pendukung Abbasiyah yang turut serta menggulingkan Dinasti Umayyah.

Ketika melakukan pemberontakan, Hayyan tertangkap di Khurasan dan dihukum mati. Sepeninggal sang ayah, Jabir dan keluarganya kembali ke Yaman. Jabir kecil pun mulai mempelajari Alquran, matematika, serta ilmu lainnya dari seorang ilmuwan bernama Harbi Al-Himyari.

Setelah Abbasiyah menggulingkan kekuasaan Umayyah, Jabir memutuskan untuk kembali ke Kufah. Di kota Syiah itulah, Jabir belajar dan merintis karier. Ketertarikannya pada bidang kimia, boleh jadi lantaran profesi sang ayah sebagai peracik obat. Jabir pun memutuskan untuk terjun di bidang kimia.

Jabir yang tumbuh besar di pusat peradaban Islam klasik itu menimba ilmu dari seorang imam termasyhur bernama Imam Ja’far Shadiq. Selain itu, ia juga sempat belajar dari Pangeran Khalin Ibnu Yazid. Jabir memulai kariernya di bidang kedokteran setelah berguru pada Barmaki Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah berada dibawah kepemimpinan Harun Ar-Rasyid.

Sejak saat itulah, Jabir bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Salah satu ciri khasnya, ia mendasari eksperimen-eksperimen yang dilakukannya secara kuantitatif. Selain itu, instrumen yang digunakan dibuat sendiri, menggunakan bahan berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. ‘’Saya pertama kali mengetahuinya dengan melalui tangan dan otak saya, dan saya menelitinya hingga sebenar
mungkin, dan saya mencari kesalahan yang mungkin masih terpendam.’‘ Kalimat itu kerap dituliskan Jabir saat mengakhiri uraian suatu eksperimen yang telah dilakukannya.

Setelah sempat berkarier di Damas - kus, Jabir pun dikabarkan kembali ke Kufah. Dua abad pasca-berpulangnya Jabir, dalam sebuah penggalian jalan telah ditemukan bekas laboratorium tempat sang ilmuwan berkarya. Dari tempat itu ditemukan peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona serta sebatang emas yang cukup berat.

Begitu banyak sumbangan yang telah dihasilkan Jabir bagi pengembangan kimia. Berkat jasa Jabir-lah, ilmu pengetahuan modern bisa mengenal asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi, dan tehnik kristalisasi. Jabir pulalah yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.

Keberhasilan penting lainnya yang dicapai Jabir adalah kemampuannya mengaplikasi kan pengetahuan mengenai kimia ke dalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Ter nyata, Jabir jugalah yang kali pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.

Adalah Jabir pula yang pertama kali mencatat tentang pemanasan anggur akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.

Selain itu, Jabir pun berhasil menyempurnakan proses dasar sublimasi, peng uapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Apa yang dihasilkannya itu merupakan teknikteknik kimia modern.

Tak heran, bila sosok dan pemikiran Jabir begitu berpengaruh bagi para ahli kimia Muslim lainnya seperti Al-Razi (9 M), Tughrai (12 M) dan Al-Iraqi (13 M). Tak cuma itu, buku-buku yang ditulisnya juga begitu besar pengaruhnya terhadap pengembangan ilmu kimia di Eropa. Jabir tutup usia pada tahun 815 M di Kufah. 

Memang Seperti Itulah...

Memang seperti itu dakwah.
Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.

Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.


Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(alm. Ust Rahmat Abdullah)


Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah. : In memoriam Ust. Rahmat Abdullah La’allanaa fii barokatillah…. Ya Alloh, karuniakanlah kami panasnya iman yang mampu membakar ruh HAMASAH untuk terus bermujahadah dengan penuh kesabaran….aamiin.

Mari bersama saling mendoakan agar senantiasa istiqomah dalam berdakwah, sekecil apapun kontribusi kita, di manapun kita berada..


Teringat cerita tentang singa dan kijang,
"Setiap pagi seekor kijang terbangun. Saat terbangun ia inget untuk terus berlari kencang, sebab jika tidak berlari kencang, ia akan jadi kijang paling lambat. Dan kijang yang paling lambat akan jadi sarapan singa. Begitu pula dengan singa, setelah terbangun ia harus terus berlari kencang untuk mendapatkan kijang yang paling lambat. Sebab jika tidak, ia tak akan sarapan."

"Terlepas apapun kita, singa atau kijang, harus siap terus berlari... Karena jika tidak, kita akan mati, karena mati kelaparan, atau mati karena diterkam"

Selasa, 01 Februari 2011

Siapa ya?

Aku ingin menulis tentangnya dan membagi ceritanya pada dunia
Tapi sejujurnya, aku tak benar-benar mengenalnya
Siapakah dirinya? Orang yang kukenal beberapa jam saja?

Hmm... Keren deh kayaknya, kalo orang baru liat kita aja udah terinspirasi, kayak pas liat orang di atas, apalagi kalo sempet denger beliau ngomong ataupun menyampaikan pemikiran yang....inspiratif! Hmm... Efek pencitraan tu luar biasa ya?

Dan Inilah Shinkansen Kami....

Suatu malam selepas Maghrib di angkot Ciawi, dalam perjalanan dari kampus menuju PPMKP Deptan di Ciawi, menjelang pengupayaan pencapaian kolektif secara nasional dalam lokakarya ke-VI MITI Mahasiswa:

Suci: "Mbak, besok kita mau ngapain sih?"
Me (mikir... hm... gak boleh menjelaskan dengan cara biasa, harus ada sedikit "efek" dramatis nih!):
"Mm.. Gini Ci, kamu tau kereta Shinkansen kan?"
Suci: "He-eh"
Me: "Nah, ada shinkansen, ada juga kereta ekonomi. Trus ada lagi tuh, kereta kelas bisnis sama eksekutif..."
Suci: @_@
Me: Hehehe... Kenapa mukamu gitu? Itu cuma analogi. Makd=sudku, kondisikampus-kampus di Indonesia ya kayak kereta-kereta itu, ada yang kelas Shinkansen, tapimasih ada juga yang kelas ekonomi. Perkembangan lembaga keilmiahannya juga kayak gitu. Yang punya design sama mesin kayak Shinkansen pastinya akan nyampe lebih dulu. Kalo yang ekonomi... kondisi mesinnya wallahu'alam, kalo ada kereta kelas bisnis atau eksekutif mau lewat jalur yang sama kayak dia, pasti dia harus berhenti dulu, nunggu kereta yang kelasnya lebih tinggi lewat, makanya dia nyampe belakangan terus... Nah buat memediasi kondisi ini, para pemillik, masinis, sama teknisi kereta-kereta itu ngumpul, siapa tau ada mekanisme manajemen, atau hal-hal teknik terkait Shinkansen yang bisa dipelajari atau diadaptasi sama kereta ekonomi ini"
(dalam hati saya nambahin, "Jelas gak mungkin diadopsi begitu saja, apalagi dalam waktu singkat... Memang selayaknya targetan kerja jamaah dicapai secara bertahap ^^)
Suci: Hmm... I see. briefing awal yang bagus mbak ^^

Sungguh, pada waktu mengatakan analogi ini, semuanya keluar begitu saja, gak pake kelamaan mikir atau 'eee...' kepanjangan. Tapi sungguh, tak disangka, kamilah yang dianggap sebagai Shinkansen itu di lingup nasional. Dan kini kami pulang, kembali merambah kampus, menjalankan lokomotif Shinkansen itu.
Karena Shinkansen pun perlu selalu dirawat dengan perawatan yang lebih rumit dari kereta biasa... agar performa mesin dan elemen lain di dalamnya tetap optimal. Bismillah. Tiada daya dan upaya selain dari-Mu.
Selanjutnya, tugas kami adalah mengembangkan kereta-kereta yang lain, agar secara bertahap, entah sampai kapan, bisa menjadi seperti Shinkansen yang sekarang.

Kamis, 27 Januari 2011

Kami Penuhi

"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat............."
(QS 9:41)
Ya Rabb, kami penuhi panggilanMu untuk berjihad ilmiy, fii sabilillah...
Ridhoilah...

Karena kami tidak diam, seluruh anggota badan kami bekerja...

Rabu, 26 Januari 2011

One Moment In Time

Each day I live
I want to be
A day to give
The best of me
I'm only one
But not alone
My finest day
Is yet unknown

I broke my heart
Fought every gain
To taste the sweet
I face the pain
I rise and fall
Yet through it all
This much remains

I want one moment in time
When I'm more than I thought I could be
When all of my dreams are a heartbeat away
And the answers are all up to me
Give me one moment in time
When I'm racing with destiny
Then in that one moment of time
I will feel
I will feel eternity

I've lived to be
The very best
I want it all
No time for less
I've laid the plans
Now lay the chance
Here in my hands

Give me one moment in time
When I'm more than I thought I could be
When all of my dreams are a heartbeat away
And the answers are all up to me
Give me one moment in time
When I'm racing with destiny
Then in that one moment of time
I will feel
I will feel eternity

You're a winner for a lifetime
If you seize that one moment in time
Make it shine

Give me one moment in time
When I'm more than I thought I could be
When all of my dreams are a heartbeat away
And the answers are all up to me
Give me one moment in time
When I'm racing with destiny
Then in that one moment of time
I will be
I will be
I will be free
I will be
I will be free

Minggu, 23 Januari 2011

Ternyata Begini Rasanya...

Dulu aku sering bertanya,
"Apa yang tersimpan di balik senyum mereka?"
"Kenapa mereka selalu bisa tersenyum?"
Sekarang aku tau...
Ternyata begini rasanya

Tapi tetaplah tersenyum Cipi
Teruslah tersenyum meskipun banyak hal seolah tak mungkin...

Iya, kamu tau sekarang seperti apa rasanya
Mungkin sudah masanya, sudah pada tahapnya
Berusahalah jalani sebaik-baiknya...

Selasa, 18 Januari 2011

Just The Way The Story Goes...

No, I can't forget this evening
Or your face when you're leaving
But I guess it's just the way the story goes...
You always smile
but in your eyes your sorrow shows...
Yes. it shows...

Then nothing left to say but goodbye...
Take care...

Jika aku tak cukup berharga untuk dipertahankan,
cukuplah aku dikenang.
Jika bahkan tak cukup berharga untuk dikenang,
cukuplah aku diingat.
Jika diingat pun tak berharga,
setidaknya aku pernah kau kenal.
Tapi, kalau bahkan dikenal pun tidak,
ya sudah lupakan saja semuanya

Senin, 17 Januari 2011

Yang Tidak Ideal...

Ah kalian, membuatku ingat masa lalu
Dulu sekali, aku juga pernah kecewa
Kecewa pada sistem tempat aku tinggal di dalamnya

Tapi...
Kita punya hati yang terlalu lembut untuk memperturutkan rasa yang katanya menyesakkan jiwa
Kita punya otak yang terlalu cerdas untuk tidak bisa merasionalisasi segala hal yang sederhana saja
Sederhana adanya, karena semua bisa terjadi pada akhirnya
Dan kecewa, itu cuma selingan di antara....
lelahnya langkah kita menapak
kerasnya otak kita berpikir
dan jernihnya jiwa kita menerima rasa

Dan aku.......
Hanya selalu berusaha terus bersyukur
Maka aku pn selalu bersyukur
Dan segala performa syukurku membuatku jauh lebih bersyukur
Bahkan bisa merasa kecewa pun perlu disyukuri
Karena dengan demikian kita bisa lebih rasional, lebih cerdas, lebih lembut

Karena dengan demikian, kita tau bahwa...
Memang tidak ada yang ideal, tapi kita senantiasa berupaya
mengusahakan yang terbaik dari masa ke masa
Semampu daya yang bisa kita kerjakan
Sepenuh tekad yang bisa kita azzamkan
Dan aku makin bersyukur karenanya
Menjadi bagian dari sesuatu yang tidak ideal
Membuatku, kamu, kita...
Bersama...
Bisa berbuat lebih dari yang biasa
Lebih dar sekadarnya, seadanya, apa adanya
Lalu kita akan menerima
Memang begitu seharusnya

Minggu, 16 Januari 2011

For The One Who Always Does More...

Thank you...
Thank you for always doing more than anyone knows
Than anyone realizes, than anyone expected

Sometimes I think
It is my luckiness to know you, to be someone who stays near you

Please forgive me,
For sometimes I just... I can't briefly say what I feel, that I'm very pleased of everything you've done
Cause what we feel, sometimes, is something that we don't need to say

Thank you
For being always beside me
For the times you told me to always accompany my pain, my gain, my whatever
For the times elapsed
For the shared stories
For the understanding and whatever

It's been years, but i feel it had just begun yesterday
I think time always be shorter to spend with you

And once more
Thank you for everything


Yes! Just keep it...

What Money Can Buy

Money can buy a house, but not a home.
Money can buy a bed, but not sleep.
Money can buy a clock, but not time.
Money can buy a book, but not knowledge.
Money can buy food, but not an appetite.
Money can buy position, but not respect.
Money can buy blood, but not life.
Money can buy medicine, but not health.
Money can buy sex, but not love.
Money can buy insurance, but not safety.

Sabtu, 15 Januari 2011

Nanti, Ada Saatnya…


Taukah teman-teman, di dunia ini, profesi apa yang menurut saya paling luar biasa?
Jawabannya: jadi Ibu! Ya, karena jadi ibu memang harus profesional.
Hmm…  Inget selentingan Mbak Atul (tetangga kamar di kosan) beberapa hari yang lalu, “Cip, kamu kena syndrome penyakit ya?”
Langsung aja saya kaget, ”Hah?? Sakit apa? Sehat-sehat aja kok.”
Kata Mbak Atul, “Sakit sibuk!”
GUBRAK!! L
Sebenernya saya gak suka dibilang sibuk. Tapi yaa… Anggap positif aja. Semoga benar-benar sibuk dengan aktivitas-aktivitas bermanfaat jadi gak banyak waktu-waktu produktif tersia-siakan.
Hmm… Mungkin nanti, semua ini akan berkurang, bukan tentang esensinya, tapi aktivitasnya. Dan di saat itu, kontribusi akan saya transformasikan ke dalam bentuk lain: jadi full time wife and full time mother!
Hey girls, jangan berpikir pembahasan ini kejauhan dari umur ataupun kapasitas kita ya. Actually, saya senang berpikir dari titik akhir, beberapa tahun jauh di depan. Supaya nanti, pada tahun-tahun itu, saya tau seperti apa seharusnya diriku. Intinya, gak ada tuh disorientasi, dan juga bisa mengevaluasi diri sendiri. Jadi saya pikir, ini gak kejauhan kok buat dibahas.
Lanjut ya…
Sooo, jadi professional mother adalah salah satu cita-cita besar saya. Belajar dari mama, yang selalu ada buat anak-anaknya, seperti apapun adanya. U know what? Ibu adalah cinta pertama seorang anak setelah lahir ke dunia, menjadi pendidik pertama anak-anaknya, yang kasih sayangnya selalu membuat sang anak merasa paling nyaman berada di samping ibunya, tanpa menimbulkan kemanjaan yang membunuh potensi...
Hmm… Kalo soal fulltime wife… Siapa sih yang gak pengen jadi orang pertama yang diliat suaminya waktu sang suami pulang ke rumah selepas seharian mencari penghidupan di luar rumah (meskipun mungkin…ada pembantu yang mau bukain pintu)? Jadi istri yang akhlaknya menyejukkan? Jadi teman diskusi yang inspiratif solutif dan menenangkan? Tempat berbagi visi jangka panjang dan cita-cita akan kehidupan yang akan datang?
Kalo bener-bener sibuk di luar, mana mungkin sempet ??
Gak ada yang salah dengan aktivitas di luar, apalagi kalau jauh dari kesia-siaan dan bahkan, justru banyak manfaatnya. It’s all okay J
I just think… Menjadi full time mother n full time wife bukanlah sesuatu yang akan menghindarkan perempuan dari aktivitas bermasyarakat, apapun bentuknya, mulai skala RT, kota, propinsi, nasional, bahkan internasional sekalipun. Tapi harus tetap ingat, jadi full time wife n full time mother juga. Bukankah profsional itu berlaku dalam segala hal?
Anyway, sengaja saya tulis gambaran dan contoh yang sederhana aja (biar yang baca gak mikir macem-macem J). I’m sure, actually u all already think about it. Saya cuma…ingin membahasakannya sesederhana mungkin ^^v
Happy reading ^^

Kamis, 13 Januari 2011

Trouble is A Friend

Trouble he will find you no matter where you go, oh oh
No matter if you're fast, no matter if you're slow, oh oh
The eye of the storm or the cry in the mourn, oh oh
You're fine for a while but you start to lose control

He's there in the dark, he's there in my heart
He waits in the wings, he's gotta play a part
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh!

Trouble is a friend but trouble is a foe, oh oh
And no matter what I feed him he always seems to grow, oh oh
He sees what I see and he knows what I know, oh oh
So don't forget as you ease on down the road

He's there in the dark, he's there in my heart
He waits in the wings, he's gotta play a part
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh

So don't be alarmed if he takes you by the arm
I won't let him win, but I'm a sucker for his charm
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh!

Oh how I hate the way he makes me feel
And how I try to make him leave, I try
Oh oh, I try!

He's there in the dark, he's there in my heart
He waits in the wings, he's gotta play a part
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh

So don't be alarmed if he takes you by the arm
I won't let him win, but I'm a sucker for his charm
Trouble is a friend, yeah trouble is a friend of mine, oh oh!

Rabu, 12 Januari 2011

Goodbye...

I can see the pain living in your eyes
And I know how hard you try
You deserve to have much more
I can feel your heart and I simpathize
And I'll never criticize
All you've ever meant to my life


I don't want to let you down
I don't want to lead you on
i don't want to hold you back
From where you might belong


You would never ask me why
My heart is so disguised
I just can't live a lie anymore
I would rather hurt myself
Than to ever make you cry
There's nothing left to say but goodbye


You deserve the chance at the kind of love
I'm not sure i'm worthy of
Losing you is painful to me


I don't want to let you down
I don't want to lead you on
i don't want to hold you back
From where you might belong


You would never ask me why
My heart is so disguised
I just can't live a lie anymore
I would rather hurt myself
Than to ever make you cry
There's nothing left to say but goodbye


You would never ask me why
My heart is so disguised
I just can't live a lie anymore
I would rather hurt myself
Than to ever make you cry
There's nothing left to try
Though it's gonna hurt us both
There's no other way than to say goodbye


Goodbye-Air Supply

You've Got A Frend

When your down and troubled
And you need a helping hand
And nothing, whoa nothing is going right.
Close your eyes and think of me
And soon I will be there
To brighten up even your darkest nights.
You just call out my name,
And you know whereever I am
I'll come running, oh yeah baby
To see you again.
Winter, spring , summer, or fall,
All you have to do is call
And I'll be there, yeah, yeah, yeah.
You've got a freind.
If the sky above you
Should turn dark and full of clouds
And that old north wind should begin to blow
Keep your head together and call my name out loud
And soon I will be knocking upon your door.
You just call out my name and you know where ever I am
I'll come running to see you again.
Winter, Spring, summer or fall
All you got to do is call
And I'll be there, yeah, yeah, yeah.
Hey, ain't it good to know that you've got a friend?
People can be so cold.
They'll hurt you and desert you.
Well they'll take your soul if you let them.
Oh yeah, but don't you let them.
You just call out my name and you know wherever I am
I'll come running to see you again.
Oh babe, don't you know that,
Winter Spring summer or fall,
Hey now, all you've got to do is call.
Lord, I'll be there, yes I will.
You've got a friend.
You've got a friend.
Ain't it good to know you've got a friend.
Ain't it good to know you've got a friend.
You've got a friend.

Senin, 10 Januari 2011

Thank you...

Hmm.. Hati diliputi cinta!
Ah... Ini bukan cerita melow-ria. Saya kagak melow orangnya... Tapi begitulah faktanya, hati diliputi cinta yang memancar dari orang2 sekitar.

Senin, 10 Januari 2010
Perasaan milad saya bukan hari ini deeeh...
Tapi sms yang masuk hari ini... sebagian besarnya berisi doa penuh cinta =)
Ya Allah, indahnya ukhuwah, bahkan untuk yang sesederhana ini saja

Dan coba baca pesan indah ini,
"I'll stay here, beside you, accompanying you..."

Minggu, 09 Januari 2011

Just a Reminder

Bahwa kita adalah manusia2 bumi, bukan manusia2 langit. Jadi tak perlu melangit, tapi harus membumikan nilai-nilai esensialnya. Bahwa kita perlu banyak merenung, benar. Bahwa kita perlu banyak berpikir, pasti. Dan kita juga, perlu berlari semampunya, merambah bumi bersama nilai-nilai yang terbawa.
Karena dia adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu, sampai pikiranmu, berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dia. Tentang yang kau cinta. Lagi-lagi memang seperti itulah dia, menyedot sari pati energimu. Sampai tulang belulangmu, sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.
Tentang cinta kepada umat... Modif dari pesan indah alm. Ust. Rahmat Abdullah...

Sabtu, 08 Januari 2011

Bintang...

Aku suka sekali kata ini
Simpel, enak didengar
berkelap-kelip, enak dilihat
bercahaya di tengah pekatnya malam

Aku, bahkan suka dipanggil bintang...

Terima kasih memanggilku bintang...
Bagiku itu berarti doa
Agar bisa menjadi cahaya di dalam gelap...

Rabu, 05 Januari 2011

Memang Begitu...

Memang... Pasti ada orang yang sangat berpengaruh dalam hidupmu, yang ingin kau jaga semampu dayamu.

Dan ketika, ada sessuatu yang tidak normal, yang melukainya, yang menyinggung perasaannya, kau akan... jadi orang pertama yang merasa sangat bersalah, karena kau pikir, kau telah gagal menjaganya.

Good....

ia memerdekakan jiwamu dari belenggu nafsu yang itu-itu melulu
ia memerdekakan akalmu dari belenggu kesombongan yang semu
dengannya kamu tak perlu takut akan kematian yang pasti datang
dengannya kau tak perlu naif dan malu mengakui kau butuh ketenangan
ialah Qur'an, yang tak satupun ayatnya dapat kau buat untuk menandinginya
...ialah kalam Tuhan, tanda cinta bahwa Tuhan tak pernah meninggalkanmu

Selasa, 04 Januari 2011

Karena Kelelahan Ini Hanyalah Fana

Pernah nggak sih merasa kadang kita terjatuh atau merasa sangat lelah sampai harus berjalan tertatih-tatih?
Tapi...
Ketika kembali menatap dunia di sekeliling kita, gak ada yang berubah!
Kadang ketika sedang melambat, kita ingin dunia ini ikut melambat bersama kita.
Tapi ternyata tidak.
Tetap saja dia bergerak efisien dan berlari dengan tangkas.

Hff...
Jadi tak ada pilihan lain selain bangkit dan mengejar
Dunia memang bukan orientasi, tapi dunia juga salah satu parameter kesungguhan amal, produktivitas, dan dinamisasi.
Karena itu, kelelahan ini hanyalah fana.

Lalu ketika
Kontribusi menjadi nafas gerak
Ketulusan menjadi bahasa rasa
Hilang sudah peluang hadirnya kecewa

Tak ada yang perlu dikeluhkan
Tak ada yang perlu disesalkan
Biarkan iman selalu menjadi penopang
Karena bersamanya akan lahir kesyukuran dan kesabaran

Maka, bismillah...
Untuk niat yang satu, lillah
Untuk ukhuwah yang terjalin, indah
Untuk waktu-waktu penuh produktivitas, berkah
Insya Allah...

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian dan amalan-amalan kalian” (HR. Muslim).

Wallahu 'alam.

Dunia Seolah Sedang Menipu Kita

Dunia seolah sedang menipu kita
Karena dia sedang berkata, "Semuanya baik-baik saja."
Tapi memang takkan banyak hal berubah di dunia
bahkan jika kita tak ada

Seperti kata Gie dalam sajaknya
"Kita tak pernah menanam apa-apa
Kita tak pernah kehilangan apa-apa"

Tak ada yang berubah
Tak ada yang perlu dikhawatirkan
Tak ada yang perlu dikeluhkan
Tak ada yang perlu disesalkan

Dunia pasti sedang menipuku
Dunia menyembunyikan sesuatu

Mari sini, duduk di sampingku
Bercengkerama tentang masa-masa yang lalu
Bersama detak jarum jam yang semakin membisu
Detik dalam ragu, menit pun jemu
Namun kita tetap tak berdaya melawan arus waktu