Selasa, 24 Mei 2011

A moment with him

Miss so many precious moments with him, my daddy...

"Orang bisa mengeluarkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta alasan untuk menghujat seorang pemimpin. Tapi bagiku, cukup dua alasan yang membuat seseorang layak menjadi pemimpin, selain karena dia adalah orang yang beriman dan sesungguhnya berkapasitas. Pertama, dia adalah orang yang paling lemah di antara kalian, dalam arti paling tidak menginginkan jabatan kepemimpinan itu. Kedua, dia adalah orang yang yakin betul bahwa pemimpin adalah pelayan, dengan segala konsekuensi melayani rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu, pemimpin adalah orang yang mau merasa lebih peka, berpikir lebih dalam, dan bekerja lebih keras dari siapapun yang dipimpinnya."
(myself).

Aku pernah mengalami perubahan status dari anak orang biasa menjadi anak pelayan publik. Menurut kalian bagaimana rasanya? "Ah kamu sih enak!" paling begitu yang terpikir, ya bukan? Sebenarnya ada keharusan siap kehilangan di situ. Tapi aku lebih suka menganggapnya bukan sebagai kehilangan, melainkan penyesuaian, atau dalam kondisi lain, aku menyebutnya penerimaan.

Dalam kondisi seperti itu, beginilah kalimat yang aku dengar darinya,"
"Kalau seseorang dalam hidupmu menjadi milik publik ya kamu harus coba ikhlas. Ikhlas menerima, mendukung, bahkan membantu kesullitan-kesulitannya. Insya Allah pahala amalnya sampai ke akhirat."

Ya, dan tanpa ragu aku membenarkannya... dan meskipun sudah beberapa tahun lalu setelah kalimat itu diucapkan, aku masih mengingatnya. Pun ketika diri kita sendiri yang menjadi milik publik, ya harus ikhlas. Ikhlas untuk bekerja lebih banyak dan mengurangi bermanja-manja sebisa-bisanya. Karena kapanpun, dalam kondisi apapun, sebagian dari kita adalah milik mereka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar