Selasa, 02 November 2010

Dear Girls (Cowok Gak Boleh Baca! Haha)

Lagi-lagi, terinspirasi dari film A Walk to Remember!

Haha... Seolah film ini inspiratif banget ya sampe sering saya sitir? Padahal nggak juga sih... Dunno why, tapi saya gak bisa aja melihat film ini sebagai film yang romantis meskipun mungkin berjuta orang di luar sana berkata demikian. Hff... Bahkan mungkin saya gak bisa memahami arti kata romantis. Serius! Gak ngerti nih (pernyataan yang bodoh banget ya? biarin! emang gue gak ngerti, masa' maksain pura2 ngerti apa itu romantis?).

Apalagi nih, kalo sampe nangis2 gara2 nonton film yang katanya romantis. Waaaahh... Paling gak bisa tuh! Sepanjang sejarah, cuma ada segelintir film yang bisa bikin saya nangis, sampe saya inget banget film apa aja itu. Ada 2 film Indonesia: Laskar Pelangi sama Tanah Air Beta. Dan hanya ada 1 film Hollywood (baca: xenofilm) yang bikin saya nangis pas nonton:  Armageddon! Selebihnya, hanya ada 1 judul, itupun bukan film, melainkan dorama Jepang yang memang touchy banget: One Liter of Tears (pengaruh judul juga nih kayaknya, hehe... tapi emang touchy banget sih!).

Dan taukah pembaca? Genre film yang paling nggak saya suka adalah drama! Haha... Trus yang paling disuka? Actually film kartun sih... Tapi karena sekarang film kartun banyak yang gak menarik... Akhirnya saya lebih memilih dokumenter sebagai genre film yang saya suka, selain film tentang detektif, hehe... Anyway, gini2 seneng lho pernah menyutradarai sebuah film dokumenter tentang eco-enzyme. Like this lah! Hahaha... Memuji karya sendiri.

Hmm... balik lagi ke A Walk to Remember. Di film ini diceritakan bahwa sosok Landon bisa berubah berkat Jamie... So, I'm just wondering whether a woman can really change a man. I dunno, but, I think that's true anyway. Ya, hanya sebagai perantara of course.

Poin yang sebenarnya ingin saya sampaikan adalah, bukan tentang apa benar a woman can change a man, tapi mari kita anggap premis ini benar! Kalau demikian, berarti women play a very significant role, right? Berarti perempuan adalah perantara perubahan kan? Asli seneng banget nulis kata perantara perubahan! Kesannya keren banget gitu loh! Hoho... Anyway, jangan tertipu sama kesan!

Yap, jangan tertipu sama kesan, karena poin yang harus lebih ditekankan bukanlah kesan, melainkan perubahan. Dalam hal ini, perubahan yang lebih baiklah yang diharapkan. Setuju??? Iya-in aja deh! Hehe... Maksa!

Hmm... sebagai perantara perubahan, sudah seharusnya perempuan juga mau berubah, menjadi lebih baik! Analogi gampangnya sih bisa diliat melalui proses metamorfosis upu-kupu. Gak peduli seberapa sakitnya mengalami fase menjadi kepompong, toh setelah semua itu terlewati, lahhirlah sebentuk makhluk baru berupa kupu-kupu yang cantik. Ah... cantik... Pemaknaan yang relatif terhadap satu kata ini. Maka tentang cantik, silakan berpendapat sendiri-sendiri ya! Hohoho...

Akhirnya, dalam sebuah tulisan yang tidak terlalu tajam ini, let me say one thing: "Hey girls, let's change to be better! Bangsa ini dan generasi-generasi masa depan menunggu peranmu, menunggu perubahanmu untuk kemudian menjadi perantara lahirnya generasi perubahan, generasi berakhlak, tangguh, bermoral, dan cerdas ^_^

Salam semangat pagi!!!

3 komentar:

  1. hi sista, keep writing.
    visit : www.atikaluthfiyyah.blogspot.com

    BalasHapus
  2. :) nice post
    tetap smagaaaat !!!!

    BalasHapus
  3. blogku rame setelah ngebahas soal cewek, haha...
    @tiko: mari saling mengunjungi blog =)
    @mba vivi: sip!!

    BalasHapus